tribun-nasional.com – Jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,8 yang mengguncang wilayah Turki bagian selatan dan wilayah Suriah bagian utara dilaporkan kembali bertambah. Sejauh ini, lebih dari 36.000 orang dikonfirmasi tewas akibat gempa kuat yang mengguncang sepekan lalu.
Seperti dilansir CNN, Selasa (14/2/2023), gempa berkekuatan Magnitudo 7,8 itu mengguncang pada Senin (6/2) pekan lalu dan jumlah korban tewas dilaporkan terus bertambah setiap harinya. Banyak rumah-rumah dan bangunan tempat tinggal yang hancur akibat gempa tersebut.
Data terbaru dari otoritas Turki dan Suriah menyebutnya sedikitnya 36.217 orang tewas akibat gempa kuat tersebut.
Secara spesifik, data terbaru dari Pusat Koordinasi Darurat Turki SAKOM melaporkan sedikitnya 31.643 orang tewas akibat gempa di wilayah Turki.
Puluhan ribu orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat gempa. Namun laporan Kementerian Kesehatan Turki menyebut sekitar 19.300 korban luka hingga kini masih menjalani perawatan medis di rumah-rumah sakit setempat.
Jumlah korban luka yang dirawat di rumah sakit itu mencakup 3.636 orang yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) dan sebanyak 8.851 orang lainnya yang harus menjalani operasi akibat luka dan cedera yang mereka alami.
Tidak dijelaskan lebih lanjut kondisi para korban luka. Namun sejumlah korban luka itu dilaporkan telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Berapa jumlah korban tewas akibat gempa di Suriah? Simak di halaman selanjutnya.
Di Suriah, jumlah korban tewas akibat gempa dilaporkan bertambah menjadi sedikitnya 4.574 orang sejauh ini.
Angka itu terdiri atas 3.160 orang yang, menurut Kementerian Kesehatan Pemerintahan Keselamatan, tewas di area-area yang dikuasai oposisi di wilayah Suriah bagian barat laut, dan 1.414 orang lainnya yang, menurut kantor berita SANA, tewas di wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah.
Lebih dari 1.300 Anak di Turki Terpisah dari Keluarga Usai Gempa
Sementara itu, laporan Menteri Urusan Keluarga dan Dinas Sosial Turki Derya Yanik menyebut sedikitnya 1.362 anak terpisah dari orangtua mereka setelah gempa mengguncang sepekan lalu. Dari angka itu, baru 369 anak yang berhasil bertemu kembali dengan keluarga mereka.
Sekitar 291 anak lainnya masih belum teridentifikasi dan langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu siapa mereka agar bisa segera dipertemukan kembali dengan keluarganya yang masih hidup.
“Begitu kami mengidentifikasi anak-anak itu tapi mendapati mereka kehilangan anggota keluarga mereka dan harus ditempatkan di bawah pengasuhan negara, maka kami bisa dengan yakin mengizinkan mereka untuk berkomunikasi dengan keluarga-keluarga yang sudah dikenal dengan sistem asuh biasa,” ucapnya.
Sekitar 792 anak lainnya, sebut Yanik dalam laporannya, masih dirawat di rumah sakit usai gempa melanda.
Yanik juga menyebutkan bahwa sebanyak 201 anak lainnya kini berada dalam perlindungan ‘institusi-institusi yang berafiliasi dengan Kementerian kami’.