tribun-nasional.com – Yevgeny Prigozhin memimpin kelompok tentara bayaran Wagner Group yang ditakuti, yang juga dikerahkan di Ukraina. Pernah dipenjara sembilan tahun karena penipuan dan perampokan, siapa sebenarnya Prigozhin?
Yevgeny Prigozhin, Ketua Perusahaan Militer Rusia (Wagner Group), menjadi salah satu tokoh penting dalam perang Rusia melawan Ukraina.
Belakangan, kritiknya yang keras dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap komando militer Rusia menjadikannya sosok yang bisa menjadi ancaman potensial bagi Presiden Vladimir Putin.
Namun, apakah pengaruhnya begitu besar di Rusia, seperti yang sering diberitakan di Barat?
Pada Senin (13/2/2023), sebuah video yang diterbitkan di saluran Telegram Zona Grey Zone, yang diyakini secara luas berafiliasi dengan kelompok tersebut, menunjukkan seorang anggota Wagner dan mantan narapidana, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Dmitry Yakushchenko, tampak dipukuli dengan palu godam sampai kelihatannya mati.
Namun, pada Rabu (15/2/2023), Prigozhin muncul di depan para blogger militer dan wakil media pemerintah bersama dengan “pejuang yang dieksekusi” itu dan menyebutnya sebagai “orang baik yang membawa banyak informasi penting dari tawanan Ukraina.”
“Kekejaman yang mencolok adalah bagian dari apa yang ditawarkan Prigozhin. Apa pun itu–pertunjukan yang dipentaskan, trolling, atau imersif–itu tidak berhenti menjadi bagian dari kampanye iklan yang mempromosikan kultus kekerasan,” demikian bunyi tulisan Andrei Kolesnikov, seorang peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace, yang diterbitkan di outlet media independen Novaya Gazeta.
Siapakah Yevgeny Prigozhin dan apa latar belakangnya?
Dari penjara, hot dog, hingga “koki Putin”
Lahir pada tahun 1961, di tempat yang dulu bernama Leningrad dan sekarang St Petersburg, Prigozhin dilaporkan menghabiskan usia 20-an di penjara Soviet di mana dia menjalani hukuman sembilan tahun karena perampokan dan penipuan.
Setelah bebas dari penjara dan jatuhnya Uni Soviet memungkinkan Prigozhin memulai jalur kewirausahaan dengan berjualan hot dog di kampung halamannya dan kemudian pindah ke proyek yang lebih besar, seperti restoran mewah di St Petersburg, yang menjadi pusat elite Rusia.
Memanfaatkan hubungan dekat dengan elite politik, bisnis Prigozhin berkembang pesat setelah Putin menjadi presiden.
Perusahaan kateringnya yang didirikan pada 1990-an, Concord, dianugerahi kontrak pemerintah yang eksklusif dan menguntungkan untuk makan malam kenegaraan, termasuk upacara pelantikan Putin dan kunjungan Presiden AS George W Bush ke St Petersburg.
Kontrak tersebut membuat Prigozhin mendapat julukan “koki Putin”.
Namun, Prigozhin tidak membatasi ambisinya pada industri katering.
Campur tangan pemilu dan “layanan abu-abu” militer untuk Rusia
Pada Selasa (14/2/2023), Prigozhin mengaku berada di belakang Badan Riset Internet, yang lebih dikenal sebagai jaringan pabrik troll.
Menurut FBI, badan tersebut meluncurkan kampanye disinformasi yang meluas untuk memengaruhi hasil pemilihan presiden AS 2016. Tuduhan tersebut sebelumnya dibantah keras oleh Prigozhin dan pengacaranya.
Pada 2014, Prigozhin mendirikan perusahaan militer swasta Wagner Group. Seperti halnya tudingan troll internet, dia telah lama menyangkal keterlibatan apa pun dengan grup tersebut hingga September 2022.
Alexandra Prokopenko, seorang analis independen Rusia, mengatakan kepada DW bahwa tentara bayaran Prigozhin menyediakan “layanan abu-abu” untuk Putin.
“Dia membuat bosnya dan kehidupan lingkaran dalamnya lebih mudah di daerah di mana mereka tidak ingin terlibat secara publik dan resmi,” kata Prokopenko.
“Misalnya, di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina, serta Afrika dan Suriah, di mana tentara bayaran Wagner tidak hanya berpartisipasi dalam aksi pertempuran, tetapi juga menjaga beberapa fasilitas minyak.”
“Sakit kepala bagi semua orang di Kremlin”
Prigozhin yang sebelumnya pemalu kini telah menjadi wajah perang Rusia melawan Ukraina. Publisitasnya yang meningkat menimbulkan spekulasi kemungkinan ambisi politik.
Menurut situs independen Rusia, Meduza, Prigozhin berencana untuk meluncurkan gerakan patriotik dan konservatif yang pada akhirnya akan berkembang menjadi partai politik–sebuah gagasan yang dia bantah secara terbuka.
Keinginan Kremlin untuk memperketat kendali Prigozhin terlihat dalam upaya mencabut haknya untuk merekrut narapidana, yang menurut Dewan Keamanan Nasional AS, merupakan 80 persen dari pasukan Wagner.
Dalam sebuah wawancara dengan blogger militer Rusia dan media pemerintah pekan lalu, dia mengakui bahwa setelah perampingan, Wagner Group akan memiliki peran yang lebih terbatas dalam upaya perang Rusia.
“Namun, Putin tidak ingin membawanya ke bidang hukum, yang berarti memperkuatnya sebagai politisi,” kata analis Tatiana Stanovaya kepada DW.
“Selama Vladimir Putin mampu mengendalikan kekuatan politik secara halus, dia dapat menarik Prigozhin dari papan catur pada waktu yang tepat dan mengembalikannya ke tempat biasanya–dalam politik bawah tanah.”
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.