Tempat Sampah Pintar di Kenya Tingkatkan Upaya Daur Ulang dan Pengelolaan Sampah

Seperti banyak negara lain, Kenya berupaya keras mengatasi masalah plastik dan mengelola sampahnya. Tetapi satu penemuan, tempat sampah pintar T-bin, telah membantu mengatasi masalah tersebut. T-bin kini terpasang di luar Juja City Mall di kabupaten Kiambu.

Penemunya, Eddy Gitonga mengatakan, “T-bin adalah tempat sampah pintar yang akan membantu mendidik masyarakat mengenai cara memilah sampah dari sumbernya, untuk menimimalkan 95 persen sampah yang berakhir di tempat-tempat pembuangan dan untuk meningkatkan kegiatan daur ulang. Ini akan memberi keuntungan ekonomi bagi generasi muda dan negara kita.”

Layar di tempat sampah itu menampilkan pesan dan informasi mengenai cara tepat untuk membuang sampah dan apa saja yang dapat dipilah. Untuk mendorong warga menggunakannya, Gitonga melengkapinya dengan layanan ekstra berupa koneksi internet – hal yang biasanya tidak bakal ditemukan di tempat sampah.

“T-bin memiliki Wi-Fi terpasang, kami lengkapi layar pintar di tempat sampah yang sepenuhnya menggunakan daya sinar matahari dan kami memiliki penerangan jalan serta CCTV,” jelas Eddy Gitonga.

Presentasi T-Bin di hadapan Utusan Khusus Inggris untuk Kenya, 4 Februari 2021. (Twitter/environpreneur)

Presentasi T-Bin di hadapan Utusan Khusus Inggris untuk Kenya, 4 Februari 2021. (Twitter/environpreneur)

Ia menyelesaikan pembuatan tempat sampah itu pada Juli 2021. T-bin ditempatkan di beberapa lokasi sebelum akhirnya dipasang di luar mal Juja. Sejauh ini baru ada satu T-bin, tetapi sudah ada rencana untuk memasang 10 lainnya di mal-mal di Kiambu dan Nairobi.

Joseph Nicholas, pengunjung rutin mal di Juja mengatakan,”Mesin ini sangat bagus, saya sangat menyukainya. Yang saya suka adalah setiap kali saya datang ke sini, saya membuang sampah tanpa membayar dan saya mendapat Wi-Fi gratis tanpa gangguan apa pun.”

Manajer Juja City Mall Pensquella Wanged juga terkesan oleh T-bin. Sebelum ada tempat sampah pintar itu, ujarnya, semua jenis sampah dijadikan satu dan dibuang ke satu tempat. Sekarang sampah tersebut dapat dipilah. Kelebihan lainnya adalah tempat sampah itu menyediakan Wi-Fi gratis. Orang-orang, terutama pelajar, dapat datang dan memanfaatkan Wi-Fi gratis tersebut. T-bin juga memiliki layar yang mendidik masyarakat tentang cara memilah-milah sampah, lanjutnya.

Kenya telah memperkenalkan beberapa hal untuk menangani masalah sampahnya. Pada tahun 2017, pemerintah memberlakukan larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai. Pada tahun 2020, mereka bertindak lebih jauh dengan memberlakukan larangan penggunaan plastik sekali pakai di “tempat-tempat yang dilindungi.” Ini mencakup Taman Nasional, pantai, hutan dan wilayah Konservasi.

Pakar ekonomi lingkungan hidup Teddy Kinyajui berpendapat penemuan seperti T-bin turut berperan dalam membersihkan negara itu dari sampah.

Menciptakan lingkungan yang “bersih dan aman” merupakan target yang dituju Kenya pada tahun 2030, yang dimuat dalam program pembangunan jangka panjang negara itu. [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan