Ziarah Tahunan Umat Hindu di Kashmir Kembali Dibuka Setelah Tutup Selama Tiga Tahun

Ratusan ribu umat Hindu diperkirakan akan mengunjungi kuil gua Amarnath di pegunungan tinggi yang terletak di lingkungan Pahalgam, wilayah Kashmir yang ada di bawah kendali India.

Kuil gua yang ditemukan oleh seorang petani Muslim pada tahun 1850 itu dianggap sebagai salah satu kuil paling dihormati umat Hindu di dunia. Di dalamnya terdapat sebuah representasi abstrak, atau simbolis, dewa Hindu Siwa, yang disebut Shivling, yang terbentuk secara alami.

Ziarah yang dilakukan selama 40 hari itu dimulai 30 Juni lalu, setelah sempat dibatalkan selama tiga tahun berturut-turut karena alasan keamanan terkait rencana pemerintah India menghapus status khusus wilayah yang disengketakan serta pandemi COVID-19.

Umat Hindu terlihat terdampar setelah hujan deras di dekat base camp kuil gua suci Amarnath di selatan Kashmir Himalaya, di India, 8 Juli 2022. (Foto: via AP)

Umat Hindu terlihat terdampar setelah hujan deras di dekat base camp kuil gua suci Amarnath di selatan Kashmir Himalaya, di India, 8 Juli 2022. (Foto: via AP)

“Saya rutin berkunjung ke sini sejak tahun 2008, tapi saya tidak bisa berkunjung beberapa tahun terakhir akibat lockdown. Saya senang kali ini bisa kembali memberi penghormatan di gua suci,” kata Karnail Singh, salah seorang peziarah dari Himachal Pradesh.

Pejabat setempat memperkirakan 800 ribu peziarah akan mengunjungi situs suci itu tahun ini, memecahkan rekor sebelumnya.

Pengaturan keamanan yang luar biasa dikerahkan demi kelancaran pelaksanaan ziarah setelah kelompok militan yang dikenal dengan nama Front Perlawanan, atau TRF, mengancam akan menyerang para peziarah.

Seorang pemuja Hindu ditandu saat berziarah dari Baltal Base Camp ke Kuil Gua Amarnath yang suci di India. (Foto: Wasim Nabi)

Seorang pemuja Hindu ditandu saat berziarah dari Baltal Base Camp ke Kuil Gua Amarnath yang suci di India. (Foto: Wasim Nabi)

Pihak berwenang mengatakan, baik minoritas Hindu maupun mayoritas Muslim ikut ambil bagian.

“Masyarakat, baik dari kelompok mayoritas maupun minoritas, secara aktif ambil bagian dalam ziarah ini dan memastikan agar ziarah ini dilakukan secara aman,” ujar Pandurang K. Pole, Komisaris Divisi Kashmir.

Ritual ziarah itu memberi warga setempat, khususnya warga Muslim, kesempatan untuk mencari pendapatan dengan menyediakan akomodasi, tunggangan kuda dan tandu bagi para peziarah.

Pembatalan Amarnath Yatra sejak 2019 memukul perekonomian ribuan orang yang pendapatannya bergantung pada wisata religi tersebut.

Pemerintah memperkirakan ziarah Amarnath tahun ini akan menghasilkan pendapatan sebesar $450 juta (sekitar Rp6 triliun).

“Kami menderita kerugian besar dari beberapa tahun terakhir akibat tidak adanya wisata religi. Kami mengharapkan lonjakan besar tahun ini sehingga kami dapat menutup kerugian yang kami derita beberapa tahun terakhir,” kata Adil Ahmad, salah seorang pemilik usaha di sana.

Sementara itu, para peziarah mengaku akan memfokuskan doa mereka untuk memohon perdamaian, kemakmuran dan stabilitas dunia, mengingat kondisi dunia yang tengah melalui masa-masa sulit. [rd]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan