tribun-nasional.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menangani sebanyak 3.142 peristiwa kebakaran yang terjadi selama lima tahun mulai 2018 hingga 2022.
“Kebakaran paling banyak terjadi pada 2019, salah satunya dikarenakan fenomena El Nino,” kata Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Michael Sitanggang di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut mengurangi curah hujan di Indonesia sehingga memicu terjadinya kondisi kekeringan di Tanah Air.
Namun, BPBD DKI tidak mendata detail kerugian hingga korban jiwa yang timbul akibat ribuan peristiwa kebakaran selama lima tahun itu.
Selama 2019, sebanyak 726 peristiwa kebakaran terjadi di sejumlah wilayah di Ibu Kota.
BPBD DKI mendata kebakaran 2018-2022 paling banyak terjadi di Jakarta Timur mencapai 785 kasus dan Jakarta Barat 745 kasus.
Sisanya di Jakarta Selatan mencapai 665 kasus, Jakarta Utara sebanyak 538 kasus, Jakarta Pusat sebanyak 399 kasus dan Kepulauan Seribu sembilan kasus kebakaran.
Selain kebakaran, BPBD DKI juga mendata bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, tanah longsor dan pohon tumbang terjadi perubahan iklim dan fenomena La Nina.
Fenomena La Nina itu justru meningkatkan curah hujan di Indonesia karena suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan.
Pendinginan itu mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan curah hujan meningkat di wilayah Indonesia atau kebalikan dari El Nino.
Ia merinci kejadian banjir selama lima tahun mencapai 406 banjir, pohon tumbang sebanyak 1.116 kejadian, jalan tergenang sebanyak 254, tanah longsor (55), konflik sosial (42), angin kencang (23) dan 202 kejadian luar biasa.
BPBD DKI mencatat total keseluruhan mencapai 5.239 kejadian di Jakarta selama 2018-2022.