tribun-nasional.com – Hewlett Packard Enterprise (HPE) secara resmi merilis HPE ProLiant Gen11 untuk mendukung transformasi digital dan lingkungan hybrid bagi bisnis di era modern ini.
Saat ini, kebutuhan bisnis mengharuskan perusahaan memiliki infrastruktur IT dengan kemampuan komputasi yang kuat terutama untuk menangani data yang berada di cloud, data center, hingga edge. Sementara di lain sisi, perusahaan juga perlu mengakomodasi teknologi-teknologi baru seperti artificial intelligence (AI) yang akan mendorong inovasi bisnis.
“Ini adalah evolusi dari produk HPE Proliant sejak 2002 dan selama belasan tahun kami membantu industri dunia terutama di area komputasi dan server. Perubahan dari generasi sebelumnya ke HPE ProLiant Gen11 ini didasari perubahan teknologi dan arsitektur yang tentunya lebih baik,” kata Managing Director HPE Indonesia, Michael Thiotrisno, usai peluncuran HPE ProLiant Gen11 di Jakarta, Selasa.
Tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah menangani workload untuk berbagai kebutuhan. Selain itu, setiap workload memiliki persyaratan yang berbeda semisal dari sisi latensi, skala, kinerja, ekonomi, dan lokasi.
Michael menjelaskan, pihaknya berupaya menjawab tantangan tersebut lewat jajaran server terbaru HPE ProLiant Gen11 yang secara khusus dirancang untuk lingkungan hybrid dan menghadirkan sebuah terobosan kinerja serta efisiensi.
“Teknologi provider partner kami masih bersama Intel dengan menghadirkan teknologi yang jauh lebih bagus dari generasi sebelumnya. Seiring waktu, perkembangan teknologi selalu ditingkatkan dengan harapan hasil yang bisa diberikan oleh per satu komponen server itu bisa lebih baik bagi para pengguna,” jelasnya.
HPE ProLiant Gen11 diarahkan untuk ke semua lini termasuk ke service provider. Menurut Michael, pihaknya memiliki target industri seperti industri telekomunikasi, finansial, perbankan, industri manufaktur sampai ke edukasi di Indonesia.
“Teknologi hybrid sangat penting saat ini dengan perkembangan pasar di dunia termasuk Indonesia untuk cloud atau hyperscaller. Ini sangat menarik karena bisa menjadi alternatif untuk industri. Tetapi kalau kita lihat lebih detail lagi dari keamanan data dan kedaulatan data, maka kami sudah membangun platform komputasi di premis pelanggan,” papar Michael.
Terkait hal itu, kata dia, tidak perlu ada lagi kekhawatiran bahwa big data akan bocor karena teknologi komputasi data yang berbasis premis sepenuhnya berada di tangan pelanggan yang bisa selalu memantau dan memastikan keamanannya.