tribun-nasional.com – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menginginkan agar peringatan hari santri tidak hanya dirayakan oleh para santri semata tapi bisa dirasakan gairahnya oleh semua orang.
“Pesan beliau Gus Menteri Agama, bagaimana melibatkan banyak orang, masyarakat secara luas bisa menjadi bagian dari hari santri,” ujar Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo saat Bincang Hari Santri di Jakarta, Kamis.
Wibowo mengatakan sejak Keppres Nomor 22 Tahun 2015 terbit, Hari Santri diperingati secara rutin. Hari Santri, kata dia, tidak hanya milik orang-orang pesantren, melainkan juga milik segenap bangsa Indonesia. Jadi, siapa pun boleh merayakan Hari Santri.
Peringatan tahun ini mengangkat tema ‘Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan’. Tema ini mencerminkan keberadaan santri yang dicatat dalam sejarah selalu ada dalam setiap fase perjalanan Indonesia.
“Santri bagian penting atau pilar penting dari peradaban umat manusia khususnya di Indonesia. Santri menjadi tonggak, bahkan tulang punggung. Kita bisa membayangkan jika tidak ada santri, kiai, ulama, kita tidak akan seperti sekarang ini,” kata dia.
Ia menjelaskan maksud dari berdaya menunjukkan bahwa santri mampu berkiprah di bidang apa saja dan menjadi apa saja. Peran santri bisa bermacam-macam.
“Wapres kita dari kalangan santri, atau Pak Menag juga berasal dari santri. Jadi santri bisa jadi apa saja, kalau cuman sekedar Hacker banyak sekali dari santri yang otodidak,” kata dia.
Menurut dia, saat malam puncak peringatan Hari Santri pada 22 Oktober 2022, seluruh tokoh lintas agama akan diundang untuk memeriahkan acara. Kehadiran para tokoh lintas agama ini senafas dengan fokus pemerintah soal moderasi beragama.
“Tak hanya Muslim akan kita undang semua untuk merayakan Hari Santri. Apa yang digelorakan oleh Kemenag hari ini soal moderasi beragama ini menjadi concern, para tokoh agama akan menjadi bagian dari perayaan,” kata dia.