tribun-nasional.com – Ayah dan Ibu korban pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J , Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak terlihat hadir di bangku pengunjung Ruang Sidang Utama Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2023).
Mereka berdua hadir untuk melihat secara langsung pembacaan vonis untuk dua terdakwa, yaitu Ricky Rizal dan Kuat Maruf.
Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat berharap, kedua terdakwa divonis sesuai dengan pasal sangkaan, yaitu Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan minimal hukuman 20 tahun penjara.
“Kita berharap sama mereka diterapkan juga pasal 340 ke semua terdakwa (yang hadir hari ini). Jadi kita berharap pasal 340 diterapkan,” kata Samuel saat ditemui di PN Jakarta Selatan, Selasa.
Samuel kemudian menjelaskan, dalam pasal sangkaan dijelaskan hukuman paling tinggi adalah hukuman mati, seumur hidup, dan vonis minimal 20 tahun penjara.
Ia berharap Majelis Hakim bisa memberikan keadilan kepada anaknya yang sudah tiada.
“Kiranya Majelis Hakim atas perpanjangan Tuhan memberikan keadilan kepada kita,” ujar Samuel.
Diketahui, PN Jakarta Selatan menggelar sidang pembacaan putusan kepada kedua terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Maruf hari ini.
Jelang putusan ini, tim penasihat hukum Ricky Rizal, Zena Dinda Defega berharap majelis hakim dapat membuat keputusan yang adil bagi kliennya berdasarkan fakta persidangan yang telah berjalan.
“Harapannya tentunya hakim memutus bukan berdasarkan permintaan pihak luar, melainkan memutuskan dengan hati nuraninya dan sesuai fakta persidangan, dan bukan asumsi baru lagi yang bahkan tidak ada di fakta persidangan,” ujar Zena.
Sementara itu, tim penasihat hukum Kuat Ma’ruf , Irwan Irawan juga memiliki harapan yang sama.
Irwan berharap majelis hakim PN Jakarta Selatan membuat putusan yang obyektif berdasarkan fakta persidangan.
Untuk diketahui, sidang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso dengan hakim Morgan Simanjutak dan hakim Alimin Ribut Sujono sebagai anggota.
Dalam kasus ini, Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf menjadi terdakwa bersama dengan eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi. Serta, Richard Eliezer atau Bharada E.
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi telah lebih dulu menjalani putusan. Eks Kadiv Propam Polri itu divonis hukuman mati oleh majelis hakim.
Sementara itu, Putri Candrawathi dijatuhi pidana penjara selama 20 tahun.
Dalam surat tuntutan jaksa, Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf dituntut selama delapan tahun penjara setelah dinilai terbukti turut serta melakukan pembunuhan terhadap Brigadir J yang direncanakan terlebih dahulu.
Keduanya dinilai telah melanggar Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) jo Pasal 55 Ayat (1) ke 1 KUHP.
Selain keduanya, ajudan Ferdy Sambo, Richard Eliezer atau Bharada E turut menjadi terdakwa dalam kasus ini. Ia dituntut 12 tahun penjara.
Sidang vonis Bharada E bakal digelar pada Rabu (15/2/2023) besok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.