tribun-nasional.com – Istana Batu Tulis atau Hing Puri Bima Cakti di Bogor, Jawa Barat, menjadi saksi bisu pertemuan antara Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri pada Sabtu (8/10/2022).
Pertemuan keduanya berlangsung selama 2 jam. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan, terdapat sejumlah hal yang dibicarakan antara Megawati dan Jokowi dalam pertemuan itu.
Berikut ini rangkuman tentang pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana Batu Tulis.
1. Menu nasi uduk
Melalui keterangan pers Hasto mengatakan, Megawati sebagai tuan rumah menjamu Presiden Jokowi dengan menyuguhkan berbagai menu sederhana.
“Makanan secara khusus dipersiapkan oleh Ibu Megawati berupa jagung, kacang Bogor, pisang rebus, talas, dan juga nasi uduk. Dari makanan untuk menjamu Presiden Jokowi sendiri penuh dengan semangat kerakyatan,” ujar Hasto dalam siaran pers.
Hasto menjelaskan, Megawati sendiri sejak Maret 2020 telah menginstruksikan untuk menanam 10 tanaman pendamping beras seperti pisang, jagung, talas, kacang-kacangan, ketela, sukun, sorgum, porang dan sebagainya.
“Apa yang dicanangkan Bu Mega sejak 2.5 tahun lalu kini terbukti, dunia menghadapi krisis pangan. Karena itulah Bu Mega menghidangkan makanan pendamping beras secara khusus ke Pak Jokowi, agar Indonesia benar-benar berdaulat di bidang pangan,” jelasnya.
2. Bahas ancaman krisis pangan dan ekonomi
Hasto mengatakan, dalam pertemuan selama 2 jam itu Presiden Jokowi dan Megawati membahas berbagai persoalan.
Menurut dia, dalam diskusi mendalam itu juga dibahas langkah-langkah penting di dalam menghadapi krisis ekonomi dunia dan pangan.
Hasto menuturkan, Megawati memang sangat menaruh perhatian terhadap krisis ekonomi dan pangan.
“Dan beliau membagi pengalaman lengkap menuntaskan krisis multidimensional. Saat itu seluruh jajaran Kabinet Gotong Royong benar-benar fokus dan terpimpin sehingga pada tahun 2004 Indonesia bisa keluar dari krisis,” jelasnya.
“Pak Jokowi pun menegaskan keseriusan pemerintah, termasuk bagaimana para menteri harus fokus menangani berbagai tantangan perekonomian, krisis pangan-energi, dan tekanan internasional akibat pertarungan geopolitik,” tutur Hasto.
3. Bahas Pemilu 2024
Selain itu, kata Hasto, pertemuan keduanya juga turut membahas soal kesinambungan kepemimpinan pada momentum Pemilu 2024 mendatang.
“Yang juga tidak luput dari pembahasan adalah agar Pemilu 2024 benar-benar menjadi momentum kebangkitan Indonesia Raya dan sekaligus ada kesinambungan kepemimpinan sejak Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi hingga kepemimpinan nasional ke depan,” ujar Hasto.
Hasto melanjutkan, dalam tradisi pemimpin yang benar-benar berjuang demi masa depan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia, maka diperlukan suatu tradisi menyepi dan berkontemplasi guna membahas secara jernih terhadap arah masa depan bangsa dan negara.
(Penulis : Dian Erika Nugraheny | Editor : Dani Prabowo)