tribun-nasional.com – Kementerian Keuangan (Kemkeu) Singapura mengumumkan paket dukungan SG$1,5 miliar atau setara Rp16,2 triliun untuk semua rumah tangga di negara itu pada Jumat (14/10/2022).
Paket tersebut dikeluarkan di tengah kekhawatiran atas meningkatnya biaya hidup di negara kota tersebut.
Menurut pernyataan dari Kemkeu Singapura, paket tersebut termasuk uang tunai, voucher dan subsidi angkutan umum, terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah hingga menengah.
“Paket dukungan baru senilai SG$1,5 miliar ini, bersama dengan langkah-langkah dukungan sebelumnya yang diluncurkan tahun ini,”kata Kemkeu, mengutip Reuters.
“Ini akan sepenuhnya menutupi peningkatan biaya hidup rata-rata rumah tangga berpenghasilan rendah, dan lebih dari setengah peningkatan biaya hidup untuk rumah tangga berpenghasilan menengah rata-rata tahun ini,” tambahnya.
Menurut kementerian lagi, Paket tersebut akan didanai dari hasil fiskal yang lebih baik dari perkiraan pada paruh pertama tahun fiskal 2022, menurut kementerian tersebut.
Bank sentral Singapura sebelumnya telah memperketat kebijakan moneter untuk keempat kalinya tahun ini untuk memerangi inflasi yang terus tinggi.
Sebelumnya, ancaman resesi diyakini menyerang dua negara ASEAN, di mana salah satunya adalah Singapura.
Ramalan diutarakan ekonom Maybank, Chua Han Bin, merujuk ketergantungan negeri itu ke pergerakan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang juga terancam resesi di 2023.
Perekonomian Singapura juga sangat terbuka sehingga ketidakpastian global akan langsung berimbas ke negara tersebut.
“Saya perkirakan Singapura akan menjadi yang pertama (negara ASEAN yang terkena resesi),” tutur Chua, kepada CNBC International.
Chua menambahkan permintaan domestik hanya berkontribusi kecil terhadap perekonomian Singapura sehingga konsumsi domestik tidak mampu menopang perekonomian.
Berdasarkan data Bank Dunia, nilai perdagangan barang dan jasa Singapura setara dengan 185% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Ekspor barang Singapura mencapai SG$ 969,1 miliar pada 2020, turun dibandingkan SG$ 1,022 miliar pada 2019.
Dari sisi produksi, sektor jasa memegang peranan sekitar 75% dalam perekonomian, termasuk jasa yang terkait ekspor.
Ketegasan pemerintah Singapura dalam menekan penyebaran Covid-19 juga ikut memberi andil terhadap pelemahan ekonomi Singapura.