tribun-nasional.com – Pertama kali main di film bergenre horor, Vino G. Bastian akui sempat menunda keputusannya untuk bermain di film “Qodrat”.
“Sebenarnya skripnya saya sudah di-mention dari 2018. Tapi kan skripnya mengalami pengembangan terus dan sekitar tahun 2019 skripnya sudah bisa dibilang final. Buat saya itu sudah oke banget,” ungkap Vinosaat kunjungi Redaksi ANTARA di Jakarta, Jumat.
“Tapi memang Chaca (Marsha) sudah ngambil duluan, karena kita beda manajemen kan. Tapi saya belum karena saya orangnya lebih detail kayak masalah secara skrip, teknis, ini nggak mudah. Saya harus tahu dulu line up crew-nya siapa saja,” sambungnya.
Lebih lanjut, Vino mengatakan bahwa dia beserta tim “Qodrat” terus melakukan pengembangan dan mencari kru lain. Setelah pemain terkumpul, Vino pun baru memutuskan untuk menerima tawaran tampil di film “Qodrat”.
“Akhirnya kita meeting terus, mencari kru yang lain. Akhirnya pada tahun 2020 semuanya terkumpul, list pemainnya sudah terkumpul, baru oke saya mau bergabung gitu,” jelas Vino.
“Apalagi kan ini film horor pertama. Jadi saya pengennya film horor ini juga dikenang oleh masyarakat di Indonesia,” imbuhnya.
Di sisi lain, Marsha Timothy pun menyampaikan hal yang serupa. Dia mengatakan bahwa dirinya memang lebih dulu menerima tawaran untuk bermain di film “Qodrat” dibandingVino.
Kendati demikian, dirinya merasa sangat bersemangat menjalani proses syuting “Qodrat”. Sebab, ini pertama kalinya setelah 7 tahun Marsha kembali beradu akting dengan sang suami di satu judul film yang sama.
“Sebenarnya yang menerima tawaran ini duluan tuh aku. Setelah itu baru ketemu ustadz Qodratnya (Vino G. Bastian). Terus sudah suka sama cerita dan karakternya, merasa tertantang untuk memerankan karakter baru lagi, untuk mencoba hal baru lagi,” ujar Marsha.
“Karena di sini adalah pertama kali aku memerankan beberapa adegan. Jadi, excited karena kembali reuni dengan Vino setelah 7 tahun. Ketemu lagi dengan cerita yang baru,” tambahnya.
Selain itu, Vino juga menjelaskan bahwa saat proses film “Qodrat”, dirinya didampingi oleh seorang ustadz ruqiyah untuk mendalami karakternya. Dari sanalah, Vino mulai mendalami soal ruqiyah.
Namun, Vino mengaku bahwa dirinya sempat ditawari untuk dibukakan mata batinnya. Vino pun lantas menolak tawaran tersebut karena tak ingin mendalami sejauh itu.
“Yang paling penting, dari awal saya mau ambil film ini, saya harus didampingi sama ustadz nih. Karena karakternya kan ustadz. Ustadz ruqiyah lagi. Paling nggak walau saya bisa ngaji tapi harus dibenerin lagi tajwidnya apalagi harus hafal ayat,” tutur Vino.
“Saya mendalami juga soal ruqiyah. Cuma yang nggak pengen saya lakuin adalah ketika saya ditawarin untuk dibuka mata batinnya. Saya nggak sejauh itu. Terima kasih deh,” pungkasnya.