Kemampuan mengelola risiko penularan masing-masing secara kolektif
Jakarta (ANTARA) – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan seluruh pihak perlu terus mengasah kemampuan mengelola risiko penularan ketika COVID-19 menuju status endemi.
“Tugas kita bersama, kita saat ini khususnya menuju endemi COVID-19, yaitu terus mengasah kemampuan mengelola risiko penularan masing-masing secara kolektif,” kata Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Jakarta, Kamis.
Hal itu bertujuan untuk mempertebal lapisan proteksi dari berbagai ancaman penularan dengan munculnya beberapa fenomena seperti penularan ulang setelah divaksin atau sembuh dari penyakit itu.
Dengan kompleksitas karakteristik virus COVID-19 yang terus berubah maka semakin besar proteksi yang dibutuhkan.
Untuk itu, diperlukan modalitas untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat baik yang dilakukan secara individu maupun dalam upaya kolektif.
Baca juga: Satgas: Kasus positif meningkat cukup besar dibanding awal Januari
Baca juga: Satgas COVID-19: Terjadi perbaikan kasus pada PPKM level 1-4
Modalitas kolektif diwujudkan dengan kekebalan komunitas hasil dari vaksinasi dan infeksi ilmiah.
Wiku menjelaskan hasil survei sero pada Juli 2022 memperlihatkan bahwa 98,7 persen masyarakat sudah memiliki antibodi terhadap COVID-19. Namun, antibodi terdapat jangka waktu sehingga membutuhkan vaksin penguat atau booster.
“Kita perlu memanfaatkan stok vaksin yang ada khusus pemerintah daerah perlu terus mengawasi pendistribusian vaksin beserta kualitasnya sebelum disuntikkan kepada masyarakat,” tuturnya.
Dia juga meminta masyarakat untuk proaktif untuk mendatangi sentra vaksinasi.
Selain itu terdapat modalitas kolektif lain adalah ketersediaan pengobatan dan kebijakan sektoral yang spesifik.
Untuk modalitas individu, Wiku menekankan perlunya hidup bersih dan sehat serta proteksi maksimal untuk populasi berisiko.
“Untuk itu perlu adanya proteksi maksimal yang dilakukan saat beraktivitas misalnya menjauhi keramaian maupun penggunaan masker dua lapis,” demikian Wiku Adisasmito.
Baca juga: Penambahan kasus COVID-19 terbanyak terjadi di DKI Jakarta
Baca juga: Satgas: Kondisi COVID-19 perlihatkan perkembangan baik dibanding 2021
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.