tribun-nasional.com – TRIBUNNEWS.COM, COPENHAGEN – Tiga negara Eropa yang terdiri dari Jerman , Denmark dan Swedia kini terus melakukan penyelidikan asal muasal terjadinya ledakan di pipa Nord Stream.
Proses penyelidikan tersebut masih belum selesai dilakukan. Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan pertemuan membahas insiden ledakan yang terjadi pada tahun lalu, Selasa (21/2/2023).
Dikutip dari Reuters, Rusia, yang menyerukan diadakannya pertemuan itu, ingin Dewan Keamanan PBB meminta penyelidikan independen atas ledakan di jaringan pipa yang menghubungkan Rusia dan Jerman , yang menyebabkan kebocoran gas ke Laut Baltik dan memperburuk krisis energi di Eropa.
Sementara Denmark , Jerman dan Swedia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB dalam surat bersama, “otoritas Rusia telah diberitahu mengenai penyelidikan yang sedang berlangsung” oleh otoritas nasional mereka, yang sejauh ini telah menetapkan bahwa kerusakan pipa disebabkan oleh “ledakan kuat akibat sabotase.”
“Penyelidikan ini belum selesai. Pada titik ini, tidak mungkin untuk mengatakan kapan akan selesai,” kata ketiga negara tersebut dalam surat itu.
“Otoritas Denmark , Jerman , dan Swedia telah berdialog mengenai penyelidikan kebocoran gas, dan dialog akan berlanjut sampai batas yang relevan,” sambung ketiganya.
Jerman, Denmark dan Swedia juga mengatakan, konsekuensi dari kebocoran pipa Nord Stream dalam hal emisi gas rumah kaca sangat “substansial dan mengkhawatirkan.”
Rusia telah meminta ekonom Amerika Serikat, Jeffrey Sachs, dari Pusat Pembangunan Berkelanjutan di Universitas Columbia, untuk memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan PBB pada pertemuan hari Selasa.
Moskow telah mempertahankan pendapatnya bahwa pihak Barat berada di balik ledakan yang mempengaruhi pipa Nord Stream 1 dan 2, proyek infrastruktur bernilai miliaran dolar AS yang membawa gas Rusia ke Jerman.
“Tidak ada keraguan tentang motif kejahatan, maupun pelakunya, atau cara kejahatan itu dilakukan,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya kepada Dewan Keamanan PBB.
“Ini bahkan lebih dari senjata merokok yang diimpikan semua detektif Amerika untuk ditemukan di film laris Hollywood,” imbuhnya.
Gedung Putih menolak klaim dalam laporan yang diterbitkan oleh jurnalis investigasi AS yang menuduh Amerika Serikat berada di balik ledakan dengan menyebut laporan itu sebagai “fiksi yang benar-benar palsu dan lengkap” pada awal bulan ini.
Wakil duta besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, mengatakan tujuannya adalah untuk mengajukan proposal penyelidikan independen untuk pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB pada akhir minggu ini. Sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB membutuhkan setidaknya sembilan suara mendukung dan tidak ada veto dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China atau Rusia agar bisa disahkan.
Kantor berita Rusia TASS melaporkan, perwakilan tetap China untuk PBB Zhang Jun mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Beijing mendukung seruan Moskow untuk penyelidikan atas ledakan tersebut.
Pemungutan suara dapat bertepatan dengan pertemuan Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB untuk menandai peringatan pertama invasi Moskow ke Ukraina.
Majelis Umum yang beranggotakan 193 orang kemungkinan akan melakukan pemungutan suara pada Kamis (23/2/2023), untuk kembali menuntut Moskow menarik pasukannya dan menyerukan penghentian permusuhan.
Duma Rusia Cap Joe Biden sebagai Teroris, Disebut Jadi Dalang Sabotase Bocornya Pipa Nord Stream
Privacy Policy
We do not collect identifiable data about you if you are viewing from the EU countries.For more information about our privacy policy, click here
Duma Rusia Cap Joe Biden sebagai Teroris, Disebut Jadi Dalang Sabotase Bocornya Pipa Nord Stream
Rusia Sebut AS Terang-terangan Akui Jadi Dalang Ledakan Pipa Gas Nord Stream, Ingin Rebut Monopoli
Negara Barat Hentikan Penyelidikan Kebocoran Pipa Gas Nord Stream, Rusia Sebut AS Dalangnya
Gegara Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Jerman Rugi Lebih dari $106,7 Miliar, Biaya Listrik Melonjak
Jurnalis AS Bongkar Kelicikan Washingthon Ledakkan Nord Streams yang Buat Rusia Dipojokkan Barat
NATO-Uni Eropa Ketar-ketir Infrastruktur Vital Kena Ancaman Rusia, Kini Langsung Bentuk Satgas
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu China Qin Gang
9 Orang di Probolinggo Ditangkap karena Edarkan Ribuan Pil Koplo, Pelaku Incar Kalangan Pelajar
Kunjungi Kantor DPP Partai Demokrat, Surya Paloh Bakal Dijamu Makanan Khas Nusantara
Hendak Nikahi Wanita asal Karanganyar Pakai Dolar Palsu, Lansia Diringkus oleh Polisi di Sragen
Sempat Dilaporkan Hilang saat Melaut, Nelayan di Sikka Ditemukan Tewas Terapung
Kakak Beradik di Aceh Timur Jadi Korban Tabrak Lari, 1 Remaja Tewas di Lokasi Kejadian