tribun-nasional.com – ilihan mobil di Indonesia saat ini sangat bervariasi. Memasuki era elektrifikasi, sejumlah merek bahkan telah memasarkan mobil berteknologi hybrid hingga listrik dengan kisaran harga beragam.
Mengemudikan mobil listrik sepintas memang serupa dengan mengoperasikan mobil konvensional dengan tranmisi otomatis. Namun, tetap ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengemudi.
Pakar safety sekaligus Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan, ada banyak perbedaan yang harus diperhatikan saat mengemudikan electric vehicle (EV).
Kebiasaan
“Habit dalam melihat range atau jarak tempuh, serta jumlah baterai yang tersisa. Tanpa manajemen perjalanan yang baik, bisa-bisa kendaraan EV habis baterai di perjalanan,” ucap Sony saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/9/2022).
Sehingga, pengemudi kendaraan listrik perlu memperhatikan kapasitas baterai serta jarak tempuh perjalanan sebelum menggunakan kendaraan.
“EV itu silent. Saat maju, mundur, mungkin harus dibarengi dulu dengan sinyal klakson atau alarm,” ucap Sony.
Ia juga menyarankan pengemudi mobil listrik untuk membiasakan eye contact atau kontak mata dengan pengguna jalan yang lain, agar tidak terjadi miskomunikasi.
RPM
“Dengan tidak adanya perangkat tersebut, membuat pengemudi harusnya lebih relax. Sehingga, stop and go lebih tidak bermasalah,” lanjut Sony.
Namun, menurut Sony, tidak adanya RPM juga membuat ada orang yang memiliki pandangan bahwa kondisi tersebut terasa lebih menjenuhkan untuk pengemudi.
“Siasati dengan comment drive,” ucap Sony.
Menurut Sony, masih ada banyak hal yang harus diperhatikan lagi saat baru pertama kali mengemudikan EV. Namun, tiga hal tersebut merupakan beberapa yang cukup penting untuk diketahui.
“Tambahannya juga sangat penting. Pengemudi harus memastikan baterai (mobil) tersebut off ketika parkir. Banyak yang abai, karena tidak ada suaranya jadi lupa mematikan baterainya. Akhirnya baterai cepat habis, dan kembali yang disalahkan si mereknya,” ucap Sony.