tribun-nasional.com – Insentif untuk kendaraan listrik telah ditetapkan sebesar Rp7 juta per unit dan berlaku mulai bulan Maret 2023. Keputusan tersebut disampaikan oleh Arifin Tasrim selaku Menteri ESDM pada acara Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Langkah ini diambil sebagai bentuk dukungan kepada masyarakat agar beralih menggunakan kendaraan ramah lingkungan. Kendaraan listrik juga akan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM), yang sudah mencapai Rp70 miliar liter per tahun.
Di sela-sela pameran otomotif tahunan, Taufik Bawazier perwakilan dari Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian RI, menginginkan adanya jalinan kerja sama antarinstansi agar subsidi diberikan merata dan komperhensif.
“Ini yang repot. Aslinya sih subsidi hanya diberikan kepada yang tidak mampu ya. Bagus juga kalau yang mendapatkan yang masyarakat menengah bawah,” ucap dia.
Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) Riyanto, mengapresiasi pergerakan yang cepat dari pemerintah untuk berinisiatif memberikan subsidi kendaraan listrik roda dua . Terlebih masyarakat akan memperhitungkan biaya operasional harian dalam menggunakan kendaraan atau Total Cost Ownership (TCO). Pastinya, kendaraan listrik akan lebih terjangkau daripada kendaraan biasa.
“Karena harga jadi mendekati dan sangat kompetitif dengan sepeda motor konvensional. Dan tentunya, TCO sepeda motor listrik menjadi lebih murah dibandingkan TCO sepeda motor konvensional,” tutur Riyanto dilansir dari Antara.
Tanggapan lain pun diutarakan oleh pakar otomotif yang sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu.
Dia mengatakan, subsidi kendaraan listrik roda dua ini akan meningkatkan minat pemuda untuk bereksperimen sepeda motor tersebut. Momentum yang pas dan sangat tepat waktu bagi kaum milenial.
Akan tetapi, pemerintah perlu mempertimbangkan banyak hal ke depannya. Misalnya, komponen utama dari kendaraan yaitu baterai , yang masih menjadi kendala dan harus dipertimbangkan bersama dengan instansi terkait.
“Idealnya pemerintah perlu segera mendorong produksi motor elektrik, battery pack lengkap dan controller di dalam negeri,” ujar Yannes.
Yannes berharap kepada para stakeholder industri otomotif dan pemerinta fokus dalam mengembangkan industri baterai . Karena, Indonesia memiliki sumber daya alam yang banyak sehingga cukup menyuplai bahan baku baterai .***