Akademisi ungkap kriteria talenta pers untuk hadapi disrupsi media

Akademisi ungkap kriteria talenta pers untuk hadapi disrupsi media

tribun-nasional.com – Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Prof.Dr.Rudianto mengungkapkan beberapa kriteria untuk menciptakan talenta pers di masa depan sehingga dapat menjadi solusi menghadapi kondisi disrupsi media yang tengah berlangsung akibat era digital.

Mulai dari jurnalis spesialis hingga persona menjadi kriteria yang wajib diciptakan dan ditempa lewat Pendidikan Tinggi agar nantinya talenta pers bisa tetap hadir menunjukkan praktik kerja jurnalistik yang berkualitas di masa depan.

“Dunia pendidikan harus ambil bagian dalam hal ini (menciptakan talenta pers berkualitas). Bertepatan di momen Hari Pers Nasional, media tidak dapat melupakan andil perguruan tinggi,” kata Rudianto dalam seminar yang berlangsung hibdrid dari Medan, Sumatera Utara, Rabu.

Adapun beberapa kriteria yang perlu dipenuhi oleh Perguruan Tinggi dalam membentuk jurnalis masa depan sebagai talenta pers berkualitas dimulai dari menyiapkan jurnalis spesialis.

Menurut Rudianto, layaknya dokter dengan spesialisasinya, jurnalis di masa depan juga harus difokuskan pada satu bidang. Dengan ilmu yang mendalam, nantinya talenta pers mampu melakukan analisis lebih baik dan tidak akan tersaingi oleh kecerdasan buatan.

Kemampuan itu dikatakan Rudianto juga berkaitan dengan pengelolaan data dan statistik yang semakin erat kaitannya dengan pemanfaatan big data di masa kini.

Ketika seorang jurnalis telah ahli di dalam satu bidang, maka untuk mengulik data dan statistik akan menjadi lebih mudah serta tentunya penyajian berita sebagai produk jurnalistik akan lebih terarah serta terpercaya, jelas Rudianto.

Di samping itu, penguasaan terhadap data dan statistik juga dapat membantu insan pers dalam pengelolaan bisnis media. Mereka dapat mengerti kebutuhan pasar atau para konsumen berita sehingga nantinya informasi yang dibagikan bisa lebih tepat sasaran. Tentunya keahlian bercerita atau storytelling menjadi kekuatan utama untuk memanfaatkan kriteria-kriteria yang sebelumnya sudah disebutkan.

“Karena kemampuan storytelling bagaimana pun menjadi kekuatan jurnalis. Mereka harus bisa menulis, mengambil gambar, bahkan mengedit. Kemampuan itu semua akan memenuhi kebutuhan masyarakat di masa depan yang akan mengakses informasi dari multiplatform,” ujar Rudianto.

Kemampuan pengelolaan proyek dan juga pikiran terbuka juga perlu dilatih untuk menciptakan talenta pers di masa depan sebagai jawaban dari situasi disrupsi media.

Hal itu dikatakan Rudianto akan membantu talenta pers lebih aman dalam menyiapkan, menata, dan menyajikan sebuah berita terutama dengan sentuhan inovasi.

Kriteria terakhir yang harus dimiliki talenta pers masa depan ialah persona.

“Persona ini penting, jadi media harus memiliki sosok yang dikenal sebagai representasi mereka di masyarakat. Jika persona ini dapat dicontoh tentunya kepercayaan masyarakat terhadap media dan jurnalisnya akan meningkat,” tutup Rudianto.