tribun-nasional.com – Startup yang bergerak di bidang pengelolaan sampah, Waste4Change baru saja mendapatkan pendanaan seri A senilai US$5 juta. Pendanaan ini dipimpin oleh AC Ventures dan PT Barito Mitra Investama, serta Basra Corporation, Paloma Capital, PT Delapan Satu Investa, Living Lab Ventures, SMDV, dan Urban Gateway Fund.
Dalam keterangan resminya, Waste4Change menggunakan modal baru untuk memperluas jangkauan mereka. Selain itu juga meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah hingga 100 ton per hari dalam 18 bulan ke depan dan mencapai lebih dari 2.000 ton per hari pada lima tahun ke depan.
Rencana itu memerlukan lebih banyak integrasi teknologi digital dalam proses pemantauan dan perekaman aliran pengelolaan limbah dan otomatisasi fasilitas pemulihan material. Perusahaan juga akan memperkuat kerja sama dengan sektor persampahan informal di Indonesia, yakni pemulung, bank sampah, kios sampah, dan pengumpul sampah.
Founder dan CEO Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano menjelaskan saat ini sektor pengelolaan sampah di Indonesia masih terus berkembang. Menurutnya masih banyak bahan berharga yang siap diputar kembali, sementara di saat bersamaan tingkar daur ulang berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih rendah yakni berkisar 11%-12%.
“Kami bekerja sama dengan pemodal ventura terbaik di sektor teknologi. Semua investor kami menanggapi ESG dengan serius dan bersedia berbagi wawasan mereka dengan kami dalam menciptakan solusi pengelolaan limbah terbaik. Kami lebih dari siap untuk mewujudkan misi bersama kami untuk memberikan dampak positif yang lebih cepat dan lebih besar terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi,” jelas Mohamad Bijaksana Junerosano, dikutip Jumat (14/10/2022).
Founding Partner AC Ventures, Pandu Sjahrir menyebut Waste4Change sebagai pionir penyedia solusi pengelola sampah, dengan fokus utamanya adalah kebelanjutan. Dia menilai startup ini telah sampai pada kecocokan pasar produk serta punya potensi berkembang di dalam negeri.
“Waktu perusahaan juga ideal, karena pemerintah Indonesia menginginkan setidaknya pengurangan 30% di sumbernya, dengan 70% sisanya ditangani pada tahun 2025,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Waste4Change didirikan November 2014 dalam rangka memecahkan masalah sampah untuk mencegah kebocoran ke lingkungan. Selain juga mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan.
Perusahaan telah hadir di 21 kota di Indonesia dan mengelola 8.000 ton sampah per tahun. Waste4Change mengumpulkan sampah lebih dari 100 klien B2B dan 3.450 klien rumah tangga.
PT Barito Mitra Investama, salah satu investor baru Waste4Change adalah anak usaha dari Barito Pacific (BRPT), perusahaan yang antara lain bergerak di bidang industri kehutanan dan petrokimia.