CT Turun Gunung, Ecommerce Raksasa Berebut Gandeng Transmart

CT Turun Gunung, Ecommerce Raksasa Berebut Gandeng Transmart

tribun-nasional.com – Sejak Chairul Tanjung turun gunung, perusahaan e-commerce berebut mendekati Transmart untuk menjalin kerja sama. Sejumlah e-commerce dikabarkan mengikuti jejak Grab dan Bukalapak yang sudah membentuk kemitraan dengan Transmart.

Transmart, yang bernaung di bawah PT Trans Retail sempat harus berjuang keras selama masa pandemi. Demi mendongkrak kinerja bisnis, Chairman CT Corp Chairul Tanjung memutuskan untuk memimpin langsung jaringan ritel miliknya.

CT terjun langsung mengelola Transmart sejak September 2022. Vice President Corporat Communications PT Trans Retail Indonesia Satria Hamid mengungkapkan bahwa tangan dingin CT berhasil mengembalikan Transmart ke arus kas positif sejak Desember 2022.

Sempat ada penutupan gerai dalam jumlah terbatas, dari 120 gerai, hanya belasan gerai yang terpaksa ditutup. Umumnya gerai-gerai yang ditutup adalah gerai-gerai lama Carrefour yang sudah tak bisa dipertahankan, karena di lokasi yang tak lagi menguntungkan.

Kekuatan jaringan dan kinerja positif Transmart menarik minat perusahaan digital untuk berkolaborasi mengembangkan jaringan e-commerce dengan model online-to-offline (O2O).

Perusahaan digital yang pertama kali mengumumkan kolaborasi dengan Transmart adalah Bukalapak. CT sendiri yang mengumumkan kemitraan Transmart dengan Bukalapak untuk membangun Allo Fresh.

Dana investasi yang digelontorkan mencapai Rp 1 triliun. Selain Trans Retail dan BUKA, Growtheum Capital juga berkomitmen mendukung permodalan Allo Fresh.

Pada awal berdirinya, aplikasi ini menawarkan 150 ribu jenis barang kepada konsumen dalam waktu pengiriman 3 jam serta memiliki layanan quick commerce dengan opsi pengiriman 30 menit di seluruh Indonesia. Selain itu, konsumen juga bisa berkunjung ke gerai ritel untuk memesan barang yang akan dikirimkan ke rumah.

Menyusul Bukalapak, Grab juga menjalin kemitraan dengan Transmart. Tak hanya itu, perusahaan digital yang sahamnya diperdagangkan di Amerika Serikat tersebut juga mengguyur Transmart denganinvestasi strategis.

Kemitraan Grab dengan Transmart kemungkinan besar mengikuti model O2O yang dibentuk Grab di Malaysia, bersama jaringan supermarket Jaya Grocer.

Trans Retail akan mengintegrasikan semua layanan inti Grab ke toko-toko kelontongnya, sedangkan Grab akan memanfaatkan infrastruktur hypermarket Trans Retail untuk meningkatkan pengiriman bahan makanan sesuai permintaan dengan biaya lebih rendah.

Keseriusan Grab dalam kemitraan dengan Transmart ditunjukkan oleh keputusan perusahaan menutup dark store milik mereka di Indonesia, yang tadinya digunakan untuk menunjang layanan GrabMart.

Mereka memilih memanfaatkan jejak ritel Transmart yang luas, kemampuan pergudangan, dan daya beli untuk meningkatkan penawaran bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari saat ini sesuai permintaan. Hal ini juga diharapkan dapat menekan biaya operasional Grab.

Selain Grab dan Bukalapak, beberapa perusahaan digital lain dikabarkan tengah menjajaki kerja sama dengan Transmart.

Salah satunya adalah perusahaan e-commerce regional raksasa, yang juga beroperasi di Indonesia. Kabarnya, pola yang kemitraan yang dijajaki serupa dengan kerja sama antara Transmart dengan Grab dan Bukalapak.