tribun-nasional.com – Google baru saja mengenalkan layanan chatbot buatannya, Bard pada Rabu (8/2/2023). Namun hal itu justru membuat saham induk Google, Alphabet rontok.
Pasalnya, chatbot Bard buatan Google itu blunder dengan memberikan jawaban yang tidak akurat, saat dilakukan demonstrasi bagaimana caranya bekerja.
Dalam video demonstrasi yang diunggah Google melalui akun Twitter-nya, Bard mendapat pertanyaan seputar teleskop luar angkasa James Webb (JWST). Bard pun menyajikan serangkaian jawaban.
Salah satu jawaban yang ditampilkan Bard berisi, JWST memotret planet pertama yang ada di luar Tata Surya.
Jawaban tersebut menurut NASA tidak akurat, sebab berdasar catatan lembaga antariksa AS itu, foto eksoplanet (planet di luar tata surya) pertama dipotret oleh teleskop lain milik European Southern Observatory (ESO), kurang lebih dua puluh tahun lalu, pada 2004.
Tak dinyana, ketidakmampuan Bard dalam menyajikan info yang akurat itu direspons pasar saham secara negatif.
Harga saham Alphabet turun sebesar 7,4 persen di bursa AS, menjadi 99,67 dollar AS per lembar saham, pada sesi perdagangan pertengahan Rabu (8/2/2023) lalu, dengan volume hampir tiga kali lipat dari rata-rata pergerakan 50 hari.
Sebelumnya, saham Alphabet juga sempat turun sebanyak 8,9 persen, yang menjadi penurunan terbesar sejak 26 Oktober.
“Itulah sebabnya (harga saham Alphabet turun), Anda melihat reaksi seperti itu, karena ini (chatbot) adalah penghasil uang, sapi perah dalam portofolio Alphabet,” kata Mandeep Singh, analis Bloomberg Intelligence dikutip KompasTekno dari Yahoo Finance, Kamis (9/2/2023).
Google dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa respons Bard yang kurang akurat ini menandai pentingnya proses pengujian yang ketat.
Google mengatakan akan menggabungkan masukan dari pihak eksternal dengan pengujian internalnya sendiri, untuk memastikan tanggapan Bard “memenuhi standar tinggi untuk kualitas, keamanan, dan landasan dalam informasi dunia nyata.”
Kelabakan dan di bawah tekanan
Google memang tengah dibuat “kelabakan” oleh chatbot, setelah OpenAI dan Microsoft mengenalkan layanan ChatGPT . Performa Bard yang tidak sempurna menunjukkan bahwa Google sedang dalam tekanan untuk segera memamerkan teknologinya, meski belum siap.
“Mereka melakukan ini dengan tergesa-gesa,” kata Singh.
“Anda tentu tidak menyangka Google yang begitu dominan ternyata seperti demikian, biasanya mereka selalu mampu menangkal setiap tantangan menyangkut bisnis inti mereka (Search),” lanjut Singh.
Meski layanan chatbot ChatGPT buatan Microsoft saat ini dianggap lebih unggul, namun Google diprediksi akan bisa menandingi kesaktian ChatGPT.
“Alphabet akan unggul dalam jangka panjang, mengingat sumber daya yang diinvestasikannya untuk AI selama enam tahun terakhir,” kata Gene Munster, salah satu pendiri dan mitra pengelola di Deepwater Asset Management.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.