tribun-nasional.com – Tarif ojek online (ojol) telah resmi naik per Minggu (11/9) pukul 00.00 WIB. Penyesuaian tarif ojol ini dilakukan menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per 3 September lalu.
Naiknya tarif ojol tentu paling terasa bagi para konsumen, sebab mereka harus merogoh kocek lebih untuk biaya transportasi sehari-hari.
Kanyaka misalnya, karyawan swasta ini biasa menggunakan ojol sebagai transportasi dari kantor di kawasan Sudirman ke rumahnya di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Sebelum tarif ojol naik, ia bisa menghabiskan sekitar Rp 35-40 ribu untuk perjalanan pulang ke rumah, tergantung dengan kondisi jalan. Namun kini setelah tarif baru berlaku, ia harus mengeluarkan sekitar Rp 50 ribu dalam sekali jalan pulang.
Ia pun mengatakan ongkos yang dikeluarkan juga ikut bertambah. “Lumayan berasa dan pastinya budget jadi bertambah, apalagi kalo lagi sering naik ojol dari Sudirman – Duren Sawit. Isi e-wallet Rp 500 ribu itu rasanya bisa abis dua mingguan sampai 10 hari kerja, di luar weekend,” kata Kanyaka kepada CNBC Indonesia, Senin (12/9/2022).
Naiknya tarif ojol ini membuat dia berpikir ulang untuk lebih mengurangi penggunaan ojol. Sebisa mungkin dan jika sedang tidak terburu-buru, ia menempuh perjalanan dengan menggunakan angkutan umum seperti KRL dan MRT.
Hal yang sama dirasakan oleh Andin. Jika bekerja penuh dari kantor (WFO), dampak yang dirasakan bisa sangat terasa. Sebab satu kali jalan dari rumahnya di Basura, Jakarta Timur ke kantornya di Senayan, dengan ojol bisa memakan biaya sekitar Rp 40-50 ribu.
Untuk itu belakangan ia lebih memilih menggunakan Transjakarta walaupun waktu tempuh yang dibutuhkan menjadi lebih lama. Tapi lagi-lagi dengan alasan butuh cepat, ojol masih menjadi pilihan yang diambil oleh konsumen, walaupun harga yang dibayar lebih mahal.
“Belakangan ini jadi sering naik transjakarta. Walaupun perjalanan jadinya muter muter, dan lama banget,” ujar Andin.
“Pilihannya kalau mau cepet tapi mahal, atau murah tapi bisa 2 jam perjalanan.” pungkasnya.