Travel  

3 Tempat Wisata Sejarah di Samarinda, Ada Rumah Bekas Penjara

3 Tempat Wisata Sejarah di Samarinda, Ada Rumah Bekas Penjara

tribun-nasional.com – Kota Samarinda di Kalimantan Timur memiliki banyak tempat wisata sejarah yang menarik untuk diketahui.

Tempat yang dimaksud tidak hanya museum, tapi juga bangunan yang dulunya dijadikan penjara.

Berikut beberapa tempat wisata sejarah di Samarinda yang dirangkum Kompas.com:

Tempat wisata sejarah di Samarinda

1. Museum Samarinda

Museum yang terletak di Jalan Bhayangkara Nomor 1, Bugis, Samarinda ini menampilkan informasi seputar sejarah berdirinya Samarinda, dikutip dari laman resmi Pemerintah Kalimantan Timur.

Meski koleksinya belum terlalu banyak, ke depannya museum ini akan dilengkapi dengan informasi soal sejarah berdirinya Kalimantan Timur.

Adapun untuk masuk Museum Samarinda tidak dipungut biaya alias gratis.

Museum ini buka setiap Selasa-Minggu pukul 08.30-12.00 Wita.

2. Bekas Rumah Penjara Sangasanga

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bekas Rumah Penjara Sangasanga adalah bangunan panggung yang memiliki enam ruangan penjara yang sempit.

Bangunan ini menggunakan kayu ulin berkualitas sehingga masih bertahan sampai saat ini.

Adapun masing-masing ruangan penjara memiliki ukuran 1,2 x 1,5 meter dengan satu pintu dan dua ventilasi udara berteralis besi di bagian atas pintu.

Rumah Penjara ini digunakan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang hingga masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Sangasanga pada tahun 1947.

Tempat ini berlokasi di Jalan Masjid RT 15, Sangasanga, Samarinda, Kalimantan Timur.

3. Museum Mulawarman

Meski berjarak 32 km dari Kota Samarinda, Museum Mulawarnam juga wajib dikunjungi oleh pencinta sejarah.

Lokasinya ada di Jalan Diponegoro Nomor 26, Kabupaten Kutai Kertanegara, dan memerlukan waktu sekitar 56 menit jika berangkat dari Samarinda.

Dilansir dari laman resmi pemerintah Kalimantan Timur, ciri Museum Mulawarman yakni adanya duplikat Lembu Suana yang melambangkan Kerajaan Kutai Kartenegara.

Ada juga kolam berbentuk naga yang melambangkan perjalanan hidup dan penjaga alam semesta yang telah menjadi bagian dari mitos masyarakat Kutai.

Selain itu, terdapat totem dari kayu ulin setinggi13 meter dengan diameter 60 sentimeter. Totem menggambarkan perjalanan hidup masyarakat Dayak dari lahir sampai meninggal.

Adapun koleksi benda bersejarah yang ada di Museum Mulawarman, antara lain Singasana, tempat perpaduan, pakaian kebesaran, tombak, keris, kalung, prasasti yupa, tenunan dari suku dayak benuaq bernama ulap doyo, dan alat tenun tradisional.

Kemudian, ada juga ukiran-ukiran khas dari suku dayak, Kenyah, Benuaq, busang, modang, Punan dan etnis Dayak lainnya; ditambah keramik China, Eropa, Jepang, Vietnam, serta Thailand.

Museum Mulawarman buka setiap Senin-Kamis dan Sabtu-Minggu dari pukul 09.00-16.00 Wita.

Pengunjung yang masuk akan dipungut biaya mulai Rp 2.500 untuk orang dewasa dan Rp mulai 1.000 untuk anak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.