Travel  

6 Fakta Stasiun Jakarta Kota, Ada Peresmian dengan Tanam Kepala Kerbau

6 Fakta Stasiun Jakarta Kota, Ada Peresmian dengan Tanam Kepala Kerbau

tribun-nasional.com – Stasiun Jakarta Kota merupakan salah satu stasiun kereta rel listrik (KRL) atau commuter line yang ikonik. Stasiun pemberhentian akhir ini, berada di kawasan wisata Kota Tua, yang populer di kalangan wisatawan.

Setiap hari, Stasiun Jakarta Kota dipenuhi calon penumpang KRL yang didominasi pengguna KRL relasi Jakarta Kota – Bogor.

Di balik ramainya penumpang KRL yang memadati Stasiun Jakarta Kota, ternyata ada sejumlah fakta menarik mengenai stasiun ini. Stasiun Jakarta Kota merupakan saksi sejarah perkembangan sistem perkeretapian di ibu kota.

Fakta Stasiun Jakarta Kota

Berikut sejumlah fakta Stasiun Jakarta Kota seperti dihimpun Kompas.com dari laman KAI Heritage.

1. Stasiun terbesar di Indonesia

Ternyata, Stasiun Jakarta Kota merupakan stasiun kereta api terbesar di Indonesia, berdasarkan informasi dari laman KAI Heritage.

Stasiun ini mempunyai ketinggian 4 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan 12 jalur kereta api. Sementara, luasnya mencapai sekitar 325 hektar.

2. Punya nama lain

Stasiun Jakarta Kota memiliki nama lain yakni Stasiun Beos, yang merupakan kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij atau Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur.

Selain itu, Stasiun Jakarta Kota juga disebut sebagai Batavia Zuid, yang berarti Stasiun Batavia Selatan.

Nama ini muncul pada akhir abad ke -19, karena Batavia (kini Jakarta), memiliki stasiun kereta api Batavia Noord atau Batavia Utara yang yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang dan Batavia Zuid atau Batavia Selatan.

3. Peresmian dengan penanaman kepala kerbau

Stasiun Jakarta Kota mulanya dibangun sekitar 1870, kemudian ditutup pada 1926 untuk renovasi menjadi bangunan sekarang. Renovasinya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi mulai digunakan pada 8 Oktober 1929.

Menariknya, acara peresmian Stasiun Jakarta Kota digelar secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral JHR. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada zaman Hindia Belanda periode 1926 – 1931.

4. Arsitektur filosofi Yunani

Stasiun Jakarta Kota merupakan karya besar arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels.

Bangunan stasiun mengusung filosofi Yunani, dengan balutan art deco yang kental serta kesan sederhana.

Sesuai dengan filosofi Yunani kuno, kesederhanaan adalah jalan menuju keindahan. Ghijsels sendiri terkenal dengan ungkapan het indische bouwen, yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dengan bentuk-bentuk tradisional setempat.

5. Stasiun tipe terminus

Stasiun Jakarta Kota merupakan stasiun tipe terminus. Itu berarti, stasiun akhir dan tidak mempunyai kelanjutan jalur rel kereta api.

Sebelah timur Stasiun Jakarta Kota, terdapat dipo kereta yang digunakan untuk menyimpan dan merawat kereta api jarak jauh. Misalnya, kereta api Bima, Gayabaru Malam Selatan, Taksaka, dan lain sebagainya.

6. Cagar budaya

Stasiun Jakarta Kota ditetapkan sebagai bangunan stasiun Cagar Budaya Berdasarkan SK Gubernur Nomor 475 Tahun 1993 tertanggan 29 Maret 1993 dan SK Menbudpar Nomor PM.13/PW.007/MKP/05 tertanggal 25 April 2005.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.