tribun-nasional.com – Mencuatnya isu resesi ekonomi global di tahun 2023 rupanya tidak menyurutkan minat masyarakat untuk berwisata.
Hal ini setidaknya tampak dari hasil survei daring yang dilakukan oleh platform perjalanan dan pemesanan akomodasi Pegipegi.
Dalam laporan Pegipegi Travel Report 2022 disebutkan bahwa 80 persen dari 450 responden memilih tetap berencana jalan-jalan pada tahun ini.
Lebih lanjut, berikut tren liburan yang diprediksi muncul tahun 2023 di tengah munculnya potensi resesi ekonomi dunia, menurut laporan Pegipegi.
Tren liburan 2023
1. Staycation
Staycation masih diminati tahun ini, termasuk oleh mereka yang memiliki bujet terbatas untuk liburan.
Tren ini disebut masih memungkinkan siapapun beraktivitas bersama keluarga, teman, atau pasangan.
Seperti bercengkerama dengan keluarga sambil menonton streaming film, mengajak anak bermain di kolam renang dan taman bermain, hingga makan malam bersama pasangan di restoran hotel.
Selain itu, sebagian besar layanan akomodasi telah berkembang. Tidak sekadar tempat menginap, melainkan bertransformasi menjadi tempat untuk menghabiskan waktu liburan berkualitas.
2. Aktivitas bekerja sambil liburan tumbuh
Situasi pasca-pandemi Covid-19 menciptakan pola kerja yang lebih fleksibel dan membuat orang-orang tidak lagi harus bekerja dari kantor.
Sebagian besar perusahaan pun telah melihat dampak positif kebijakan work from home atau flexible working arrangement, baik dari sisi kualitas kehidupan perusahaan hingga performa bisnis.
“Inilah yang akhirnya memunculkan tren workcation, yang mana seseorang bekerja atau menjalani aktivitas bisnisnya sembari liburan, dengan waktu keberangkatan pada hari Kamis atau Jumat dan pulang di akhir pekan,” demikian tertulis dalam keterangan resmi Pegipegi yang diterima Kompas.com, dikutip Selasa (31/1/2023).
Tren berikut diperkirakan terus tumbuh di tahun 2023 seiring upaya pemerintah yang juga telah mengeluarkan kebijakan visa digital nomad.
Sehingga memungkinkan para pekerja jarak jauh (remote worker) datang ke Indonesia untuk bekerja sambil liburan.
Selain itu, telah banyak pula layanan akomodasi yang menawarkan paket menginap jangka panjang bagi tamunya.
3. Hidden gem dan glamping untuk healing
Pegipegi Travel Report 2022 menemukan sebanyak 71 persen responden melakukan traveling untuk healing dan menemukan suasana baru.
Selain itu, penggunaan kata “healing” yang secara luas di mesin pencarian Google mencapai 500 persen.
“Temuan Pegipegi Travel Report 2022 juga mengonfirmasi tumbuhnya wellness tourism, atau wisata yang menawarkan konsep menjaga serta memelihara kesehatan mental dan jasmani,” bunyi keterangan Pegipegi.
Masyarakat di perkotaan juga kian tertarik melakukan glamorous camping, atau glamping di layanan akomodasi yang menawarkan pengalaman menginap nyaman di tengah alam.
Selain itu, wisatawan kalangan Gen-Z, akan mengeksplorasi lebih jauh destinasi-destinasi alam cantik di Indonesia yang belum diketahui banyak orang (hidden gems).
Lantaran, kegemaran mereka dalam mengeksplorasi wisata alam tersembunyi ini akan dipamerkan sebagai bagian momen perjalanannya melalui media sosial.
Sehingga diperkirakan pada tahun 2023 akan semakin banyak masyarakat yang traveling dengan mendekatkan diri ke alam, sambil memanfaatkan momen perjalanannya untuk merawat tubuh, jiwa, dan menyegarkan pikiran.
4. Kereta api, bus, dan travel semakin diminati
Dibanding tahun 2023, Pegipegi mencatat terjadi kenaikan transaksi tiket kereta api sebesar 90 persen. Sedangkan untuk bus dan travel lebih dari 200 persen.
Ini menunjukkan kecenderungan masyarakat yang kembali menikmati romansa momen perjalanannya, seperti bercengkerama dengan rekan traveling dan menikmati pemandangan selama perjalanan.
Tren ini terus berkembang seiring berbagai upaya peningkatan layanan berbagai armada kereta api, bus, dan travel yang semakin mendukung kenyamanan masyarakat dalam perjalanan.
Salah satunya ialah lewat kehadiran kereta panoramic yang menawarkan pengalaman berbeda saat naik kereta api, hingga sleeper bus yang kian memberi kenyamanan bagi penumpangnya dengan fasilitas yang lengkap.
5. Group traveling semakin tumbuh
Pandemi Covid-19 menyebabkan orang-orang membatasi dirinya berinteraksi dengan sekitar.
Pola itu membuat wisatawan saat ini relatif akan merencanakan liburan mereka dengan lebih matang untuk memastikan momen kebersamaan saat traveling berjalan lebih menyenangkan.
6. Wisata hemat menjadi alternatif
Meski risiko krisis ekonomi mengancam, masyarakat masih melihat traveling sebagai salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan.
Adanya kemungkinan resesi ekonomi diperkirakan turut mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam mengalokasikan bujet berwisata.
Alhasil, frugal travel (wisata hemat) akan menjadi tren yang diprediksi tumbuh pada tahun 2023, sebagai solusi alternatif dalam bepergian.
“Pegipegi Travel Report 2022 menunjukkan, sebagian besar responden mengalokasikan bujet per perjalanan dalam rentang Rp 1 juta sampai Rp 5 juta dengan frekuensi traveling yang sering dalam durasi waktu yang singkat,” bunyi keterangan Pegipegi.
Selain itu, tren frugal travel juga ditunjukkan lewat riset Pegipegi terhadap median (nilai tengah) harga hotel di sembilan wilayah populer Indonesia, yang berada di rentang Rp 250.000–Rp 500.000.
Artinya, banyak layanan akomodasi menawarkan kisaran harga sewa tersebut didasari minat masyarakat yang mencari akomodasi dengan harga terjangkau.
Hal ini karena harga akomodasi dan transportasi menjadi perhatian utama yang dicari oleh wisatawan ketika menyusun rencana perjalanan.
“Sensitivitas pada anggaran membuat sebagian travelers tak mempermasalahkan memesan transportasi dengan waktu tempuh yang agak lambat, dan menginap di layanan akomodasi standar selama hasrat mereka melakukan traveling terpenuhi,” tulis keterangan Pegipegi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.