tribun-nasional.com – Halte Bundaran HI yang baru saja direvitalisasi memiliki wajah baru, termasuk anjungan (skydeck) yang menyediakan spot berfoto dengan pemandangan lanskap Bundaran HI.
Halte bus Transjakarta ini telah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Sabtu (15/10/2022) petang.
Halte Bundaran HI terletak di Jalan MH Thamrin, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Jam operasionalnya adalah pukul 05.00 hingga 21.00 WIB.
Meski belum semua fasilitas selesai dan masih dalam tahap penyelesaian, anjungan ini sudah ramai dipadati masyarakat yang penasaran ataupun ingin berburu foto.
“Banyak orang yang penasaran karena masih hangat juga kan baru dibuka. Pada kepo seperti apa tempat dan pemandangannya,” ujar petugas layanan halte (PLH) Bundaran HI bernama Rizki saat ditemui Kompas.com, Minggu (16/10/2022).
Tips foto-foto di Halte Bundaran HI
Laki-laki yang sudah ditempatkan di halte Bundaran HI selama tiga bulan ini membagikan beberapa tips bagi masyarakat yang ingin datang ke anjungan, berdasarkan pengamatannya.
1. Waktu kunjungan terbaik
Untuk waktu kunjungan terbaik, kata Rizki, sebenarnya tergantung dari tujuan dan keinginan masing-masing orang.
Jika mengutamakan pemandangan cahaya kota (city light) Jakarta saat malam hari yang juga diburu banyak orang, biasanya waktu terbaik adalah setelah pukul 18.00 hingga 21.00 WIB.
“Rata-rata pengunjung datang ke sini menjelang maghrib sampai tutup jam operasional 21.00 WIB. Mereka nyari city light, karena itu memang paling bagus,” ujarnya.
Namun, tentu saja karena ramai, kamu harus bersabar dengan sistem antrean yang diberlakukan. Seperti saat Kompas.com berkunjung, Minggu (16/10/2022), waktu berfoto hanya lima menit per 20 orang.
Jika tidak mengejar suasana kota malam hari, kami bisa berkunjung dari pagi untuk menghindari keramaian.
Meski tidak terlihat city light, ada pemandangan monumen Selamat Datang dan kesibukan warga Jakarta.
Sementara itu, kata Rizki, kamu juga bisa datang siang hari jika tidak ingin terlalu ramai dan melihat terangnya kota Jakarta. Kekurangannya, cuaca tentu akan terasa terik karena sykydeck tidak memiliki atap.
“Saran saya, datangnya sore pukul 17.00 WIB sampai menjelang maghrib. Jadi bisa lihat pemandangan pas terang, tapi bisa dapat yang malam juga, suasana city light, meski harus sabar antre,” kata Rizki.
2. Datang saat hari biasa
Selanjutnya, Rizki menyarankan untuk antisipasi antrean panjang, pengunjung bisa datang saat hari biasa atau weekday.
“Weekday biasanya lebih sepi, enggak antre. Kalau weekend udah pasti lebih ramai, karena kan viral juga, banyak yang kepo gimana tempatnya,” tutur dia.
Adapun saat sedang ramai, pengunjung akan diminta berbaris mengantre di barisan dengan garis pembatas sebelum menuju tengah anjungan.
Dibatasi lima menit per 20 orang untuk mengambil foto, Rizki menjelaskan bahwa aturan ini mungkin saja masih bisa berubah. Sebab, anjungan halte belum 100 persen jadi sempurna.
3. Kenakan pakaian yang sesuai
Untuk pakaian, pengunjung juga bisa menyesuaikannya dengan waktu kunjungan. Misalnya memakai pakaian dengan warna yang berbeda dari latar belakang, agar warnanya tidak mati.
Menurut Rizki, pengunjung bisa memakai pakaian yang simpel untuk memudahkan pergerakan, sedangkan warnanya menyesuaikan waktu.
“Pakaian yang simpel saja, kalau malam lebih masuk baju warna terang karena mendukung, cocok buat city light,” terangnya.
Sementara, kata Rizki, siang hari juga sebaiknya tidak memakai pakaian berwarna hitam, karena akan mudah menyerap panas.
4. Bawa kartu Transjakarta
Sebagai informasi, warga tidak bisa serta-merta naik ke atas anjungan. Pengunjung yang tidak turun langsung dari bus Transjakarta, harus melakukan tap-in kartu di gerbang masuk halte.
“Kalau dari luar, bayar Rp 3.500, karena nyambung dengan halte untuk naik-turun penumpang bus Transjakarta. Jadi orang pas masuk atau tap-in enggak bayar, saldonya baru dipotong pas keluar,” jelas dia.
Oleh karena itu, kamu bisa berkendara menggunakan transportasi bus Transjakarta, agar sekaligus mendapatkan bus dan anjungannya.
5. Bawa dan atur kamera untuk foto malam
Sebelum berkunjung, sebaiknya pastikan jika kamu sudah membawa kamera baik ponsel ataupun profesional yang sudah diatur dengan fitur tertentu. Apalagi, jika kamu memang berniat mengambil foto ciamik.
Hal ini berlaku terutama untuk yang datang pada waktu malam hari. Pencahayaan tentu terbatas, meski dibantu dengan city light sebagai latar pemandangan, tetap saja membutuhkan kamera dan teknik yang mumpuni.
Kamu bisa menggunakan kamera mode malam (night mode) dan mengatur setting seperti ISO, aperture, shutter speed, dan lainnya. Bisa juga membawa alat bantuan seperti lighting tambahan atau tripod agar hasil foto tidak blur.
6. Sabar dengan antrean
Terakhir, tetapi tidak kalah penting, Rizki berpesan agar para pengunjung bisa sabar saat mengantre.
Sebab, antrean dibatasi lima menit per 20 orang untuk foto di tengah-tengah anjungan. Namun, jika masih merasa kurang puas, kamu bisa mengantre lagi di barisan baru.
“Buat yang bawa anak-anak terutama. Kalau di bus kan ada bangku prioritas ya, bisa kami bantu. Kalau di sini semua diperlakukan sama, karena takutnya ada kecemburuan sosial, jadi sama-sama antre dan harus bersabar,” pesannya.