tribun-nasional.com – Saat berwisata ke Yogyakarta dan mencari oleh-oleh, ada satu kampung yang patut dikunjungi.
Tempat itu dinamakan sebagai Kampung Pathuk . Daerah ini terkenal sebagai sentra bakpia yang merupakan oleh-oleh khas Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Selain gudeg, bakpia merupakan kue khas Yogyakarta yang menjadi salah satu buah tangan populer bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Awal mula bakpia di Kampung Pathuk
Menelusuri sejarah, bakpia sebenarnya berasal dari negara China.
Di Negeri Tirai Bambu, kue ini bernama Tou Luk Pia yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau, seperti dikutip dari National Geographic, Kamis (2/2/2023).
Resepnya dibawa Kwik Sun Kok tahun 1940, yang kemudian menyewa tanah milik Niti Gurnito di Kampung Suryowijayan, Mantrijeron, DIY.
Resep aslinya lalu dimodifikasi dengan bahan halal mengingat konsumennya umumnya beragama Muslim, dilansir dari Tribun Travel (3/5/2016).
Kwik meninggal tahun 1960, lalu produksi bakpia dilanjutkan anak-menantunya dan berkembang hingga saat ini.
Adapun kemunculannya di Yogyakarta tidak terlepas dari kampung Pathuk Yogyakarta.
Pada 1948, bakpia mulai diproduksi di kampung tersebut dengan peminat yang masih sangat terbatas.
Pemilik Bakpia Pathuk Djava bernama Fendy Sanjaya dan Wieke Sutanto mengatakan, pembuatan bakpia di kampung Pathuk mulai berkembang tahun 1980-an.
Fendy sebagai keturunan dari pemilik “Bakpia 25” mengatakan bahwa pada tahun tersebut hanya keluarganya yang berbisnis kue bakpia.
Waktu itu, bakpia masih diperdagangkan secara eceran dan dikemas dalam besek.
Lalu, tahun 1990-an, barulah bakpia Yogyakarta mulai dikenal dan peminat meningkat.
“Hal ini seiring diangkatnya icon Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata,” kata Fendy, dikutip dari National Geographic.
Bakpia mulai populer
Sejak kunjungan wisata di DIY meningkat, warga Pathuk akhirnya mulai belajar untuk membuat bakpia.
Untuk membedakan bakpia mereka, maka bakpia diberi nama sesuai dengan nomor rumah.
Maka wajar jika nama-nama bakpia di Yogyakarta diberi dengan penanda angka-angka.
Akhirnya, Kampung Pathuk pun mulai dikenal sebagai sentra pembuatan bakpia.
Fendy juga mengatakan bahwa peminat bakpia terus meningkat hingga saat ini.
Tak hanya peminatnya, cita rasanya pun juga beragam. Mulai dari kacang hijau, keju, kacang merah, nanas, durian, hingga coklat.
Kemasan bakpia juga tidak lagi menggunakan besek, melainkan dikemas dalam kertas karton dan diberi label sendiri-sendiri.
Tak hanya itu, ada beberapa tempat yang membuka gerai khusus sehingga pembeli secara langsung dapat melihat pembuatan bakpia.
Dikunjungi Iriana Widodo
Sebagai informasi, baru-baru ini Iriana Joko Widodo, Wury Ma’ruf Amin, beserta para anggota OASE KIM (Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju) meninjau sentra pembuatan bakpia di Kampung Sentra Bakpia Pathuk di Kota Yogyakarta.
Setibanya di sana, Selasa (31/1/2023), Iriana, Wury, dan anggota OASE KIM langsung berjalan menyusuri gang kampung yang dipenuhi dengan para pelaku usaha bakpia.
Sembari berjalan, Ibu Iriana dan Ibu Wury menyapa para pelaku usaha.
Selain itu, para rombongan juga melihat proses produksi yang sedang berlangsung seperti pengisian isian bakpia ke dalam kulit.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.