Travel  

Pertemuan Menteri Pariwisata Anggota G20 Sepakati “Bali Guidelines”

Pertemuan Menteri Pariwisata Anggota G20 Sepakati “Bali Guidelines”

tribun-nasional.com – Pertemuan Menteri Pariwisata anggota G20 dalam Tourism Ministerial Meeting 2022 di Nusa Dua, Bali, menyepakati Bali Guidelines sebagai panduan bagi negara anggota G20 dan organisasi internasional dalam mendorong pemulihan pariwisata global.

“Kita tadi melakukan Tourism Ministerial Meeting dan dapat kami sampaikan, astungkara, alhamdulillah, kita menyepakati Bali Guidelines,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, dikutip dari keterangan resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Senin (26/9/2022).

Sandiaga mengatakan, Bali Guidelines adalah kesepakatan dokumen yang sangat fundamental dalam kebangkitan sektor pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Bali Guidline akan dibawa saat puncak acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November 2022 untuk ditindaklanjuti dan diteruskan ke G20 berikutnya yang diketuai oleh India.

Adapun Bali Guideline berisi lima rencana aksi yang sebelumnya telah dibahas pada The 1st and 2nd Tourism Working Group.

Rencana ini telah dibahas selama lebih dari satu tahun, dengan negara-negara anggota G20 dan UNWTO (Organisasi Pariwisata Dunia).

5 rencana aksi Bali Guidelines

Lima line of action Bali Guidelines adalah sebagai berikut:

Pertama, human capital terkait pekerjaan, skills (keterampilan), entrepreneurship (kewirausahaan), dan edukasi.

Poin ini juga terkait bagaimana sumber daya manusia pariwisata mampu melihat kebutuhan dan keinginan pasar, menciptakan lapangan kerja baru, dan mampu menghadirkan nilai tambah dari produk atau jasa mereka.

Kedua adalah inovasi, digitalisasi, dan ekonomi kreatif. Poin ini berfokus soal bagaimana masyarakat mampu lebih inovatif, kreatif, dan adaptif dalam memasuki tatanan ekosistem ekonomi digital, supaya pelaku ekonomi kreatif dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

Ketiga yaitu women and youth empowerment, yang mana pemberdayaan perempuan serta generasi muda berperan penting dalam kepulihan dan ketahanan masa depan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Menurut Plt. Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenparekraf, Frans Teguh, perhatian bagi kaum muda dan perempuan di sektor pariwisata harus mampu memberi kesempatan kepada generasi milenial dan perempuan.

“Sebab data statistik menunjukkan lebih dari 45 persen tenaga kerja di sektor pariwisata didominasi oleh perempuan dan ini saya kira peluang yang sangat penting,” lanjutnya.

Berikutnya, aksi keempat dalam Bali Guidelines mencakup climate action, biodiversity conservations, dan circular economy, yang mana penggunaan energi, tanah, air, dan sumber daya makanan pada sektor pariwisata dapat mengurangi emisi karbon.

“Ini dapat memperkuat rencana aksi lingkungan dan konservasi, sejalan dengan visi Indonesia dalam mendorong pariwisata yang lebih berkualitas dan berkelanjutan terutama dengan pengembangan desa-desa wisata kita,” sambung Frans.

Kerangka kebijakan terakhir meliputi tata kelola dan investasi, dengan fokus membuat kebijakan dan langkah-langkah pariwisata yang lebih holistik guna mendukung empat pilar line of action.

“Kita harapkan ini sekaligus bisa memperkuat dorongan kita bahwa Indonesia bersama negara-negara G20 memiliki keberpihakan yang kuat untuk memfokuskan masyarakat sebagai pilar penting dalam pembangunan pariwisataan dan ekonomi kreatif,” ujar Frans.

Tinggalkan Balasan