tribun-nasional.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya kolaborasi global untuk mengatasi krisis pangan yang kini mengancam banyak negara di dunia, sekaligus memitigasi dan mengatasi krisis energi dan keuangan.
“Jangan biarkan satu orang pun tertinggal di belakang, leave no one behind,” kata Syahrul dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Mentan Syahrul yang memberikan keterangan pers usai pelaksanaan kegiatan Joint Finance and Agriculture Ministers’ Meeting (JFAMM) G20 di Washington DC, Amerika Serikat, mengatakan negara G20 sebagai bagian dari komunitas global berkomitmen mendukung peran krusial dari sektor pertanian dalam menyediakan pangan dan gizi bagi semua orang. Selain itu juga menjamin pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
JFAMM yang pertama digelar tersebut dihadiri menteri keuangan dan menteri pertanian negara anggota G20. Para menteri tersebut menindaklanjuti hasil pertemuan deputi keuangan dan pertanian G20 pada minggu lalu terkait permasalahan ketahanan pangan dunia.
Mentan Syahrul mengatakan para menteri keuangan dan menteri pertanian G20 telah berkomitmen menghadirkan solusi bersama dalam bentuk skema pendanaan global untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan membangun sektor pertanian dunia yang lebih kuat dan tangguh. Pendanaan global itu untuk penanganan tiga isu prioritas sektor pertanian dan pangan.
Pertama, jelas Syahrul, mempromosikan sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Kedua, mempromosikan perdagangan pertanian yang terbuka, adil, dapat diprediksi, transparan, dan non-diskriminatif untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi semua.
Dan yang ketiga, mempromosikan kewirausahaan pertanian inovatif melalui pertanian digital untuk meningkatkan penghidupan petani di pedesaan. “Ketiga isu prioritas tersebut saling berkaitan dan dibutuhkan sentuhan teknologi serta inovasi dalam mewujudkannya,” kata Syahrul.
Syahrul menekankan dalam mengatasi krisis pangan global perlu respons cepat dan kolaborasi. Syahrul kembali menegaskan bahwa kunci mengatasi krisis pangan global adalah kebersamaan.
“Tidak boleh ada negara yang terlewatkan dan tertinggal, kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan saat ini dan di masa datang,” kata Syahrul.