tribun-nasional.com – Jakarta Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori), kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas yang juga merupakan bagian dari Zona 13 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, memiliki komitmen tinggi dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di wilayah operasi. Hal itu dibuktikan dari beragam program TJSL yang dilaksanakan perusahaan, salah satunya yang terkini adalah pemberdayaan komunitas adat terasing (suku) Loinang Banggai.
Bekerja sama dengan Pimpinan Daerah Aisyiyah, organisasi otonom Muhammadiyah, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, JOB Tomori tahun ini mengembangkan fasilitas air bersih untuk suku Loinang yang menetap di Dusun Tombiobong, Desa Maleojaya, Kecamatan Batui Selatan, Banggai. Saat ini ada sekitar 28 Kepala Keluarga Suku Loinang yang tinggal di dusun tersebut.
Enam+
Hidayat Monoarfa, Community Development Officer JOB Tomori, mengatakan sebelum ada pipa air bersih yang disalurkan dari bak penampungan (reservoir) di kali yang lokasinya sekitar 2.000 meter dari perkampungan, suku Loinang melakukan MCK di sungai. Setelah JOB Tomori memfasilitasi sarana air bersih awal tahun ini, 28 KK suku Loinang tak perlu lagi pergi ke sungai untuk MCK.
Pipa yang digunakan untuk menyalurkan air dari sungai nan jernih itu jenis HDPE ukuran 4 inch sepanjang 960 meter. Selanjutnya, pipa 3 inch sepanjang 672 meter dan pipa 2 inch untuk sambungan ke rumah warga sepanjang 660 meter. Air yang dihasilkan 253.296 liter per detik, namun aktualnya hanya digunakan 2,5 liter per detik untuk memenuhi rumah tangga warga dusun Tombiobong.
Karena air melimpah, lanjut Hidayat, JOB Tomori memprakarsai program bercocok tanam atau Kebun Sahabat Alam bagi warga suku Loinang. Apalagi lahan yang dihuni suku Loinang masuk kategori lahan produktif dengan luas area sekitar 50 hektare. JOB Tomori memberikan beberapa benih seperti kacang-kacangan, umbi-umbian, dan jagung.
“Dengan adanya program bercocok tanam, saat ini mata pencarian utama Suku Loinang adalah berkebun, mencari rotan dan damar sudah menjadi kebutuhan tambahan saja,” ujar Monoarfa.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bangun Sekolah
Sebelum pengembangan fasilitas air bersih (Eco Water Elevator) dan memperkenalkan cara bercocok tanam kepada suku Loinang, pada 2019, JOB Tomori dan Aisyiyah Banggai bekerja sama dalam pembangunan bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar.
JOB Tomori membangun dua bangunan. Satu bangunan untuk siswa SD. Sedangkan bangunan kedua yang terdiri atas dua kelas diperuntukan bagi siswa TK/PAUD. Bupati Banggai Amirudin Tamoreka meresmikan bangunan sekolah dan sarana air bersih perpipaan komunitas adat suku Loinang di Dusun Tombiobong, Desa Maleo Jaya, pada 12 Juli 2022.
Suku Loinang adalah salah satu suku yang berasal dari Kabupaten Banggai. Mereka tinggal di hutan dengan pola hidup berpindah-pindah (nomaden). Belakangan, mereka perlahan-lahan turun ke pemukiman Tombiobong. Mereka menghuni rumah-rumah panggung yang jaraknya agak berjauhan. Rumah tersebut berdinding kayu beratapkan seng. Rumah-rumah tersebut dibangun oleh Dinas Sosial Kabupaten Banggai pada 2013.
Enam+
Respons Kebutuhan Masyarakat
Sri Moxa Jalamang, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Banggai, berterima kasih atas dukungan JOB Tomori yang memiliki komitmen yang sama untuk memberdayakan masyarakat suku Loinang. “Ini adalah kerja sosial, ibadah. Kami mengapresiasi dukungan dari JOB Tomori untuk pembangunan gedung sekolah dan fasilitas air bersih melalui pipa untuk warga Loinang,” ujarnya.
General Manager JOB Tomori Benny Sidik mengatakan program pemberdayaan suku Loinang adalah respons perusahaan atas kebutuhan dan permasalahan masyarakat adat dan terpencil di desa-desa pengembangan sekitar wilayah operasi JOB Tomori.
Kebutuhan dan permasalahan tersebut meliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Program Pemberdayaan di dusun Tombiobong merupakan hasil dari pemetaan sosial pada wilayah sekitar operasi JOB Tomori. “Mudah-mudahan ini akan menjadi tinta emas ketiga untuk perusahaan yang telah melakukan program pemberdayaan di sekitar wilayah operasi Lapangan Gas Senoro di Kabupaten Banggai,” jelas Benny.
Selain pemberdayaan suku Loinang, lanjut Benny, JOB Tomori juga menjalankan sejumlah program TJSL seperti Komunitas Herbal Batui Selatan (Kalisbatan). Saat ini Kalisbatan memiliki 14 kelompok yang dibinai oleh JOB dengan anggota 280 orang. Hasil produk binaan ini sudah di pasarkan ke sejumlah pulau di luar Sulawesi. JOB Tomori juga memgembangkan empat Rumah Pemberdayaan Ibu Anak (RPIA) di wilayah operasi. “Kami juga ada program Bank Sampah Montolutusan, Desa eco wisata Sinorang, pertanian agroekologi, dan desa ecowisata Banyu Langit yang dikelola oleh BumDes Sumber Mulyo,” ujarnya.
Pesawat, tokoh senior suku Loinang, bersyukur bahwa mereka dapat menetap di Tombiobong serta mendapatkan perhatian dari JOB Tomori, Aisyiyah, dan Pemkab Banggai. Menurut dia, bantuan yang diberikan JOB Tomori dengan menyediakan fasilitas infrastruktur bangunan sekolah dan sarana air bersih dan mengajarkan cara bercocok tanam sudah lebih dari cukup. “Mudah-mudahan saudara kami yang masih tinggal (nomaden) di gunung, bisa turun dan bergabung bersama di sini (Tombiobong),” ungkapnya.