tribun-nasional.com – Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengklaim perdebatan soal pembengkakan biaya (cost overrun) yang terjadi di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) antara Indonesia dan China sudah tuntas.
“Kereta Cepat (Jakarta-Bandung) saya kira bagus. Cost overrun sudah kita selesaikan,” ujar Menko Luhut, Jumat (28/10/2022).
Enam+
Luhut pun menampik adanya beda perhitungan terkait penambahan biaya dalam proyek tersebut. “Enggak juga, sudah ketemu angkanya,” sebut dia.
Menurut dia, diskusi alot soal pembengkakan biaya tersebut terjadi akibat adanya kerusakan kontur tanah pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
“Ada tiga panel yang saya kira terganggu, tapi saya kira sudah selesai,” kata Luhut.
Sebelumnya, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) juga sempat menjelaskan soal adanya cost overrun yang terjadi di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengungkapkan, Pemerintah RI dan China punya versi masing-masing soal pembengkakan biaya proyek, dan ini masih dalam tahap negosiasi.
“Sekali lagi ya, ini masih negosiasi Pemerintah Indonesia dengan Tiongkok. Kemarin ada pemberitaan kenapa asumsi cost overrun Pemerintah dan Tiongkok berbeda, karena memang masing-masing punya konsultan. Konsultannya punya asumsi yang berbeda,” jelasnya di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, beberapa waktu lalu.
Sebagai contoh, Dwiyana menyebut konsultan dari pihak China menghitung biaya GSMR untuk 900 MHz itu free charge, tidak dihitung sebagai pembiayaan. Pemerintah China menyediakan frekuensi itu yang didedikasikan untuk pengoperasian kereta api.
“Tapi kalau disini enggak bisa. Dari tahun 1992 900 MHz untuk GSMR sudah dipakai industri telekomunikasi. Jadi kami diminta untuk kerjasama dengan Telkomsel,” papar dia.
“Di situ ada investasinya, hampir sekitar Rp 1,3 t untuk clearence frekuensi dan lain-lain. Sehingga tidak mengganggu antara frekuensi telekomunikasi dengan kami,” ungkap Dwiyana.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kereta Cepat Jakarta Bandung Incar 30 Ribu Penumpang per Hari
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menargetkan 30 ribu penumpang per hari saat awal pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung. KCJB sendiri ditargetkan akan beroperasi Juni 2023.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Manajemen Proyek dan Pengembangan Bisnis PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Allan Tandiono, dalam webinar Potensi Bisnis di Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (26/10/2022).
“Diawal kami beroperasi targetnya sekitar 30 ribu orang per hari,” kata Allan.
Target tersebut merupakan total keseluruhan penumpang dari 4 stasiun KCJB, yaitu stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar.
“Di Karawang juga akan mengambil penumpang, jadi di awal pengoperasian 4 stasiun yang akan dioperasikan yaitu Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar,” ujarnya.
Lanjut Allan, KCIC akan menjual tiket KCJB dengan beberapa mekanisme, yaitu ticket sales, ticket bundling, ticket integration, dan on board service.
“Tentunya kita akan menjual tiket. Ada banyak caranya tiket bisa di dijual, yaitu ticket bundling, ticket integration dan di kereta juga sama seperti di Jepang di Tiongkok di Korea bisa beli kopi bisa beli makanan kecil di sana,” ujarnya.
Enam+
Harga Tiket
Lantas berapa harga tiket yang dibanderol untuk KCJB ini?
Sebelumnya, disebutkan tarif tiket kereta cepat Jakarta-Bandung diperkirakan Rp 350 ribu untuk rute terjauh dari stasiun Halim ke stasiun Padalarang dan sebaliknya, serta Rp 150 ribu untuk rute terdekat.
Rinciannya, dalam penjualan tiket KCJB juga dibagi menjadi 3 kategori. Pertama, kategori VIP paling mahal Rp 500 ribu ke atas. Kategori kedua, First Class kisaran Rp 400 ribu, dan kategori ketiga adalah second class di kisaran Rp 250 – 300 ribu.
“Mungkin kira-kira ini terkait bundling yang bisa nanti kita tawarkan different sit yang ada di Kereta cepat dari second class, First class, hingga VIP. Jadi, kalau second class kita bicara Rp 250 – 300 ribu, first class Rp 400 ribu dan VIP mungkin Rp 500 ribu dan di atas,” pungkas Allan.