tribun-nasional.com – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PHRI DIY) menyebut okupansi hotel di DIY selama periode libur Natal 2022 hingga Tahun Baru 2023 telah melampaui capaian sebelum pandemi COVID-19.
“Dibanding periode Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 ada peningkatan 30 sampai 40 persen,” kata Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono saat dihubungi di Yogyakarta, Rabu.
Menurut Deddy, rata-rata okupansi hotel di DIY untuk24 Desember 2022 sampai 1 Januari 2023 telah mencapai 88,9 persen hingga 90 persen.
Hotel berbintang yang berada di wilayah tengah atau di pusat Kota Yogyakarta bahkan telah memiliki tingkat hunian mencapai 100 persen.
Kondisi tersebut berbeda dengan 2019 atau sebelum pandemi yang rata-rata okupansinya masih di kisaran 50 hingga 60 persen.
“Natal dan tahun baru ini luar bias, di luar prediksi dan dugaan kami,” ujar dia.
Selain itu, lama tinggal atau “length of stay” wisatawan yang berkunjung ke Kota Gudeg juga disebutkan Deddy meningkat dari rata-rata 2 hari menjadi 3 hari.
Meski sebagian besar kamar hotel di pusat Kota Yogyakarta sudah penuh hingga 1 Januari 2023, ia berharap wisatawan tidak membatalkan kunjungan ke Yogyakarta karena masih banyak kamar tersedia, terutama di hotel nonbintang.
“Kalau yang hotel bintang untuk wilayah tengah sudah penuh. Sedangkan wilayah utara, timur, selatan, dan barat seperti di Kulon Progo masih tersedia,” ujar dia.
Untuk memenuhi kebutuhan tamu hotel yang jumlahnya melonjak, restoran anggota PHRI DIY bersiap menambah jumlah kursi serta jam operasional dari semula mulai pukul 08.00 sampai 21.00 WIB menjadi 06.00 sampai 22.00 WIB.
Ia menilai peningkatan hunian kamar hotel di DIY sebagai bentuk pelampiasan wisatawan yang ruang geraknya dibatasi selama 2 tahun lebih akibat pandemi.
“Wisatawan ini kan lama tidak bisa keluar dengan aturan-aturan pembatasan dari pemerintah. Sekarang mereka ingin melampiaskan,” tutur Deddy.