tribun-nasional.com – Gaya hidup Childfree mulai mengemuka di Indonesia terutama di kalangan para anak muda. Salah satu alasannya adalah dapat memutus generasi sandwich. Apa benar?
Childfree hanya alasan jalan pintas untuk memutus generasi sandwich. Alasannya adalah karena takut ketika memiliki keturunan, lingkaran generasi sandwich akan terus berlangsung sebab anaknya kelak harus mengurus hidup orang tuanya.
Itu hanya alasan semu! Soalnya pemutus generasi sandwich adalah pemahaman dan aksi pengelolaan keuangan pribadi.
Perlu disadari budaya kekeluargaan di Indonesia sangat kuat, sehingga muncul secara alami generasi yang harus juga menanggung beban generasi di atas dan di bawah.
Generasi sandwich di Indonesia melebur dalam suatu budaya dan nilai di masyarakat bagaimana orang tua harus dirawat oleh sang anak. Bahkan menaruh orang tua di panti jompo adalah sesuatu yang ambigu di tengah masyarakat Indonesia.
Belum lagi pemikiran zaman dahulu mengenai banyak anak banyak rezeki dengan maksud ketika sudah tua nanti urusan hidup ditanggung oleh anak.
Nah.. pemikiran ini yang sebenarnya harus diputus. Bukan soal berapa anaknya yang dimiliki tapi pemikiran bahwa hidup ketika tua harus ditanggung oleh anak.
Berarti yang harus dibenahi adalah diri sendiri dan jangan menggantungkan harapan hari tua ke anak. Meskipun punya anak namun jika kamu sudah menyiapkan hari tua sendiri maka anakmu kelak tidak akan memiliki beban keuangan untuk merawatmu karena kamu sendiri masih memiliki uang yang cukup dan proteksi untuk menjalani kehidupan di hari tua atau saat pensiun.
Kesimpulannya adalah bukan soal ada anak atau tidak, tetapi pemahaman soal menyusun rencana hari tua yang dapat memutus generasi sandwich.
Maka dari itu siapkan hari tuamu dengan cara:
Atur cashflow
Mengatur arus masuk dan keluar uangmu tiap bulan bisa memberikanmu gambaran mengenai seberapa besar kebutuhan hidup. Hal ini bisa berguna untuk menghitung berapa biaya kebutuhanmu di masa tua.
Ingat! gaya hidup akan mudah meningkat tetapi sangat sulit untuk turun. Maka dari itu tidak usah muluk-muluk menurunkan gaya hidup saat hari tua nanti. Bisa jadi itu hanya berbuah isapan jempol belaka.
Mulailah mengatur gaya hidup sedari muda. Pettakan biaya kebutuhan sehari-hari dengan membuat laporan cashflow sederhana.
Setelah tau gaya hidup berapa mulai hitung untuk di hari tua. Gampangnya kebutuhan per bulan saat ini kali 150% lalu kali angka harapan hidup setelah pensiun. Besaran 150% bisa sebagai kompensasi inflasi atau kenaikan harga selama puluhan tahun.
Misalnya angka harapan hidup 70 tahun dan pensiun di usia 50 tahun maka rumusnya kebutuhan saat ini x 12 bulan x 20 tahun x 150%.
Nah setelah tau angkanya mulai susun tabungan untuk mencapai target biaya setelah pensiun.
Investasi
Menabung saja tidak cukup, perlu investasi. Jika melakukan investasi, keuntungan yang kamu dapatkan bisa bergulung dan jauh lebih tinggi dari sekadar menabung.
Pilihan instrumen investasi pun ada banyak dan ramah kantong anak muda. Bisa emas, reksa dana, dan saham.
Proteksi dengan Asuransi
Asuransi berfungsi sebagai instrumen pemindahan risiko keuangan ketika sakit. Dengan membayar premi setiap bulan, kamu akan mendapatkan fasilitas perlindungan seperti biaya rumah sakit, obat, dan lainnya.
Memiliki asuransi bisa sebagai perlindungan mimpi juga. Andaikan kamu tidak memiliki asuransi, kemudian di tengah menabung hari tua kamu sakit parah. Uang tabungan hari tuamu bisa jadi ludes hanya dalam beberapa hari untuk biaya perawatan.
Namun jika ada asuransi, uang tabunganmu tidak akan terganggu dan mimpi hari tua bisa lebih realistis untuk dicapai.
TIM RISET CNBC INDONESIA