tribun-nasional.com – Ketua Umum Kadin Jawa Timur Adik Dwi Putranto meminta Misi Dagang yang digelar Pemerintah Provinsi setempat untuk lebih ditingkatkan karena telah menjadi energi positif bagi para pengusaha lain untuk ikut memacu kinerja.
“Perdagangan antarprovinsi dan luar negeri sangat luar biasa. Efeknya tidak hanya pada transaksi. Karena setelah pulang dari misi dagang, pengusaha yang ikut dan berhasil melakukan transaksi ini bercerita ke teman-temannya. Nah, kekuatan positif ceritanya ini akhirnya menular ke teman pengusaha lain, ke UMKM lain sehingga membawa energi positif bagi mereka. Makanya kami menganggap ini positif dan perlu ditingkatkan lagi,” kata Adik dalam keterangannya, Selasa.
Atas kinerja positif itu, Adik mengimbau kepada pengusaha di Kadin Kabupaten dan kota di seluruh Jatim untuk melakukan sosialisasi, mendorong peningkatan perdagangan antarprovinsi.
“Karena jika kita kuat di perdagangan antarprovinsi, maka bisa menguasai pasar Indonesia dengan produk Indonesia. Ini penting agar pasar kita tidak dikuasai asing. Karena dengan jumlah penduduk lebih dari 275 juta jiwa, Indonesia menjadi pasar potensial yang menjadi incaran seluruh dunia. Ini harus dijaga,” ujarnya.
Adik mengatakan, upaya yang dilakukan Pemprov Jatim ini akan terus didukung oleh Kadin. Karena efeknya sangat terasa, dengan terjalinnya kerja sama perdagangan yang terus berlangsung hingga pengusaha Jatim yang ikut kembali ke daerahnya.
“Akan kami bangun bersama, Pemprov progresif dan Kadin juga akan konsisten. Karena dampak positifnya panjang. Bahkan transaksi pada Misi Dagang yang telah berlalu masih berlangsung sampai hari ini. Misi Dagang ke Kendari misalnya, sampai sampai sekarang masih terjadi pengiriman ikan,” katanya.
Wakil Ketua Umum Bidang Kerja sama Antarprovinsi Kadin Jatim Diar Kusuma Putra mengatakan, dalam setiap Misi Dagang yang diikuti, pengusaha selalu menorehkan keberhasilan dengan melakukan transaksi ratusan juta hingga puluhan miliar rupiah.
Pada Misi Dagang yang digelar dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Hotel Lombok Raya, Mataram juga membukukan transaksi yang cukup besar. Ada lima perusahaan anggota Kadin Jatim yang berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp106,962 miliar per tahun dari total transaksi pada Misi Dagang Jatim dengan NTB sebesar Rp251,399 miliar.
Adapun perinciannya adalah PT Ayo Tani dari kabupaten Kediri berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp29,412 miliar per tahun untuk menyuplai beras dan makanan ringan dan PT Matahari Sakti dari Surabaya sebesar Rp22,5 miliar untuk menyuplai pakan ikan.
Selanjutnya, PT Kian Eka Cipta dari Ponorogo sebesar Rp21,6 miliar untuk komoditas kacang tanah, jagung dan kopi, PT Empat Saudara Jaya Rp20,25 miliar untuk komoditas udang serta PT Candi Loka dari Kabupaten Kediri sebesar Rp13,2 miliar untuk menyuplai komoditas teh hijau dan rempah.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan gelaran Misi Dagang ini menjadi bagian dari membangun kekuatan bersama melalui sinergitas, kolaborasi dan partnership. Di mana saat ini tidak ada kekuatan yang bisa diandalkan tanpa membangun sinergitas, kolaborasi dan partnership.
“Jadi dalam misi dagang ini tidak semata-mata pertemuan antara trader dan buyer, tapi juga ada kerja sama antar-OPD, BUMD, institusi bisnis seperti Kadin, Iwapi dan Hipmi dari kedua provinsi. Ini menjadi bagian penguatan kita bersama bahwa masing-masing memang harus menguatkan sinerginya, harus menguatkan kolaborasinya, harus membangun strong partnership,” katanya.
Karenanya dalam misi dagang ini dilakukan sejumlah MoU dengan masing-masing pihak terkait baik dari Pemprov Jatim maupun Pemprov NTB. Nantinya MoU ini akan menjadi payung hukum untuk penguatan dan pemberdayaan dari masing-masing pelaku UMKM termasuk industri-industri rumahan dari kedua provinsi.
“Mari kita bangun sinergitas bersama setelah dikurasi produknya, disiapkan packaging-nya, kita sama-sama bisa menyiapkan agar masuk pasar yang lebih luas. Format-format seperti ini biasanya jauh lebih advance dilakukan Iwapi, Kadin Jatim, Hipmi dan lain-lain,” katanya.