tribun-nasional.com – Para investor pemula bisa memilih Saving Bond Ritel (SBR) untuk instrumen investasi pertamanya. Selain menguntungkan, instrumen investasi ini juga aman karena dijamin oleh negara
SBR adalah surat utang negara (SUN) yang khusus ditawarkan kepada perseorangan atau individu. Karena sasarannya adalah individu modal investasinya murah, mulai dari Rp 1 juta. Sementara bunganya berkisar 5,5% hingga 6% per tahun.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melalui akun media sosial Instagram pada Selasa (10/1/2023) mengumumkan akan menerbitkan delapan seri SBR.
Berikut Jadwal Penerbitan SBR pada 2023:
1. Savings Bond Ritel (SBR) yang terdiri dari dua jenis berdasarkan jatuh tempo yakni SBR012-T2 (2 tahun) dan SBR012-T4 (4 tahun) ditawarkan pada 19 Januari hingga 9 Februari 2023.
2. Sukuk Ritel (SR) seri SR018 akan ditawarkan pada 3-29 Maret 2023.
3. Sukuk Tabungan (ST) seri ST010 akan ditawarkan pada 12-31 Mei 2023.
4. Sukuk Wakaf Ritel (CWLS) Ritel seri SWR004 akanditawarkan pada5-22 Juni 2023.
5. Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI017 akan ditawarkan pada 26 Juni hingga 20 Juli 2023.
6. Sukuk Ritel (SR) seri SR019 akan dilakukan pada 18 Agustus hingga 13 September 2023.
7. Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI024 pada 9 Oktober hingga 2 November 2023.
8. Sukuk Tabungan (ST) seri ST011 akan ditawarkan pada 3-29 November 2023
Kenapa perlu investasi?
Saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja karena inflasi yang tinggi. Inflasi sendiri adalah kondisi di mana harga barang meningkat secara umum. Intinya harga barang menjadi lebih mahal.
Inflasi membuat nilai mata uang menjadi tergerus. Contohnya saat ini inflasi Indonesai sebesar 5,5%, secara sederhana dapat diartikan bahwa harga barang-barang meningkat 5,5%. Barang tersebut termasuk makanan, minuman, rokok, transportasi, baju, dan lainnya yang merupakan keperluan sehari-hari.
Nah! Nilai uang yang tergerus maksudnya ialah kondisi di mana uang dengan nominal yang sama sudah tidak mampu membeli barang ketika terjadi inflasi.
Misalnya saja tahun 2020 dengan uang Rp3.000 sudah bisa membeli sebungkus mi instan seharga Rp2.500 dengan kembalian Rp500. Namun sekarang dengan jumlah uang yang sama hanya bisa mendapat satu bungkus pas karena harganya senilai Rp3.000 per bungkus.
Oleh karena itu diperlukan “senjata” untuk melawan inflasi jika tidak ingin nilai uang menjadi tidak bernilai.
Senjata itu adalah investasi. Yaps! Investasi adalah musuh sengit dari inflasi karena dapat memberikan imbal hasil lebih dari inflasi tahunan. Salah satunya adalah SBR yang memiliki bunga berkisar 5,5% hingga 6% per tahun. Instrumen investasi lainnya adalah emas, reksa dana, deposito, saham, dan properti.
TIM RISET CNBC INDONESIA