Bisnis  

Mau Tau Valuasi Saham Bank Murah atau Mahal? Begini Caranya!

Mau Tau Valuasi Saham Bank Murah atau Mahal? Begini Caranya!

tribun-nasional.comJakarta, CNBC Indonesia – Membandingkan harga saham dengan nilai buku (price to book value/PBV) bisa menjadi alat investor untuk menilai suatu perusahaan bank mahal atau murah.

Namun, kenapa harus menggunakan PBV bukan PER (harga dibandingkan dengan laba?

Khusus saham-saham perbankan lebih umum menggunakan valuasi PBV dibandingkan dengan PER. Penyebabnya adalah laba perbankan yang lebih mudah berayun dalam variasi besar dari satu kuartal ke kuartal berikutnya akibat operasi perbankan yang kompleks sehingga valuasi PER akan bias.

Saat menggunakan nilai buku per saham, valuasi mengacu pada ekuitas yang memiliki fluktuasi yang lebih rendah sehingga memberikan pengukuran valuasi yang lebih stabil.

PBV didapatkan dari Harga dibagi dengan nilai buku. Nilai buku sendiri adalah nilai ekuitas dibagi dengan setiap lembar saham yang beredar di pasar. Nilai buku akan menunjukkan berapa besar nilai yang akan diterima saat terjadi likuidasi.

Setelah mendapat PBV, untuk menentukan saham murah atau mahal adalah dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya. Maksud dari sejenis adalah berada dalam satu sektor, operasional bisnis yang sama, dan skala yang sama. Skala bisa diukur dari jumlah aset jika perbankan atau juga dengan kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI).

PBV yang lebih kecil menandakan lebih murah, artinya lebih baik dibandingkan dengan bank sejenis yang PBV lebih besar.

Selain itu juga bisa dibandingkan dengan rata-rata PBV tahun sebelumnya. Untuk memudahkan bisa menggunakan PBV band yakni grafik PBV setiap hari dalam rentang beberapa tahun.

Menilai suatu saham bisa menggunakan valuasi. Valuasi sendiri ada berbagai macam, yakni absolut dan relatif. Adapun yang termasuk valuasi absolut adalah dividend discount model (DDM) dan discounted cash flow (DCF). Sedangkan relatif adalah membandingkan potensi perusahaan dengan perusahaan sejenis. Biasanya valuasi relatif menggunakan price to earnings (PER) atau price to book value (PBV).

Investor ritel cenderung menggunakan valuasi relatif dibandingkan absolut karena lebih mudah untuk mengetahui nilai suatu saham dan lebih mudah dihitung.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[email protected]